Menu

Mengenal Remdesivir, Obat yang Bisa Sembuhkan Virus Corona

06 Mei 2020 20:00 WIB
Mengenal Remdesivir, Obat yang Bisa Sembuhkan Virus Corona

Ilustrasi obat COVID-19 (The Amed Post/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Ada kabar gembira nih Beauty. Sebuah penelitian besar menunjukkan bahwa obat remdesivir dapat menyembuhkan pasien corona lebih cepat. Dengan hasil positif dari obat remdesivir, para ahli berharap ini dapat memerangi virus corona.

Para peneliti mengatakan remdesivir dapat memangkas waktu pemulihan menjadi rata-rata 11 hari dibandingkan dengan perawatan lain. Melansir Live Science (6/5/2020) pasien yang menggunakan plasebo (obat kosong) dalam penelitian ini terus menunjukkan gejala COVID-19 selama 15 hari.

Baca Juga: Sudah Dicoba Beberapa Negara! Simak 4 Fakta Menarik Terkait Hydroxychloroquine, Obat yang Diduga Dapat Sembuhkan Corona

"Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki dampak positif yang jelas, signifikan, dalam mengurangi waktu untuk pemulihan," Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), mengatakan kepada NBC News.

"Meskipun peningkatan hanya 31%, itu adalah bukti yang sangat penting. Telah terbukti bahwa obat ini dapat memblokir virus," tambahnya.

NIAID menyediakan dana untuk penelitian ini untuk menguji obat remdesivir. Para peneliti menganalisis efek obat dengan hampir 1.090 orang dari berbagai negara, termasuk Denmark, Jerman, Yunani, Spanyol, Inggris, dan AS.

Baca Juga: Mengenal Avigan dan Chloroquine, Obat COVID-19 yang Dipesan Jokowi untuk Indonesia

Dr. Fauci mengatakan tes awal difokuskan pada waktu pemulihan pasien atau "kemampuan untuk dipulangkan" dari rumah sakit. Para pasien dalam kelompok remdesivir ini memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi plasebo. Tes di laboratorium menunjukkan remdesivir mampu menghentikan virus yang menyebabkan COVID-19 untuk bereplikasi.

Pabrikan Gilead Sciences awalnya menciptakan remdesivir untuk mengobati pasien dengan Ebola. Dalam penelitian pada hewan sebelumnya, obat ini tampaknya efektif untuk mengobati sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), yang keduanya disebabkan oleh virus corona, namun beda jenis.

Tim penelitian yang berbeda kemudian meluncurkan beberapa penelitian untuk lebih memahami bagaimana remdesivir melawan COVID-19. Beberapa studi kecil menyarankan itu dapat mengurangi gejala COVID-19, termasuk demam dan kesulitan bernafas.

Baca Juga: Wah, Vaksin COVID-19 dari Oxford Akan Diproduksi Massal Sebelum Akhir Tahun!

Dr. Fauci menjelaskan bahwa obat itu berpotensi memblokir enzim yang disebut RNA polimerase, yang digunakan virus untuk membuat salinan materi genetiknya di dalam sel. NIAID berencana untuk terus menguji pengobatan COVID-19 yang potensial.

Upaya di masa depan akan fokus pada menggabungkan remdesivir dengan obat lain, termasuk perawatan anti-inflamasi, untuk melihat apakah itu dapat meningkatkan efek positifnya. Dr. Fauci mengatakan temuan dari studi internasional terbaru akan melayani "standar perawatan" di tengah pandemi COVID-19.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana