Kulit kentang. (Unsplash/Peter Schad)
Menurut sebuah penelitian, kulit kentang memiliki aktivitas penangkal radikal atau antioksidan yang kuat karena adanya dua senyawa fenolik dominan, asam klorogenat dan asam galat. Senyawa ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung yang baik dengan mengurangi kerusakan jantung akibat radikal bebas.
Kulit kentang juga mengandung sejumlah besar potasium, yang merupakan elemen yang baik dalam mengatur tekanan darah dalam tubuh.
Kulit kentang memiliki senyawa antimikroba yang kuat terhadap berbagai infeksi bakteri dan jamur. Hal ini disebabkan adanya senyawa organik terpen dan flavonoid pada kulitnya. Setelah dikonsumsi, ini dapat membantu mencegah infeksi dan menjaga kesehatan.
Selain itu, sifat bakteriostatik kulit kentang dianggap aman untuk digunakan dalam industri pengolahan makanan karena secara alami membantu melindungi terhadap patogen bawaan makanan dan membantu dalam pengawet makanan.
Kulit kentang tak hanya memiliki sifat antibakteri dan antijamur, tetapi juga sifat antivirus terhadap virus enterik, virus manusia yang terutama ditularkan melalui rute fekal-oral, muntah, kontak langsung orang ke orang atau melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Asam klorogenik dan caffeic dalam kulitnya adalah senyawa fenolik utama yang bertanggung jawab atas aktivitas antivirusnya.
Kentang secara alami mengandung glikoalkaloid untuk melindungi diri dari serangga dan herbivora. Saat terkena cahaya, konsentrasi bahan kimia ini meningkat yang dapat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Namun, dalam jumlah yang sedikit, dapat memberikan banyak manfaat positif. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa glikoalkaloid murni terisolasi memiliki sifat antikarsinogenik yang dapat membantu mencegah berbagai jenis kanker seperti serviks, hati, perut dan limfoma.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.