Ilustrasi sakit gigi. (Freepik/stokking)
Bagi kelompok berusia lebih dari 50 tahun yang berisiko lebih tinggi, yang lebih mungkin mengidap Diabetes tipe 2, perlu peningkatan kesadaran dan edukasi yang lebih ditargetkan.
"Hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan secara keseluruhan telah didokumentasikan dengan baik oleh komunitas ilmiah. Namun, kesadaran publik terhadap manfaat yang lebih luas dari menyikat gigi dengan hati-hati, merawat rongga mulut dan kunjungan berkala ke dokter gigi masih tetap rendah," kata drg. Hari Sunarto, Sp.Perio(K), Presiden Ikatan Periodontologi Indonesia,
Ia melanjutkan bahwa ini sangat mengkhawatirkan. Ada kebutuhan nyata untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa risikonya lebih besar daripada hanya sekadar senyum, jika mereka tidak merawat mulut mereka dengan baik.
Semenatara itu, Manajer Umum, Asia Tenggara dan Taiwan, GSK Consumer Healthcare, Emerson Aguinaldo, mengatakan bahwa sehat bukanlah hanya tentang memasang foto kamu sedang berlari atau berolahraga di pusat kebugaran, melainkan bisa merupakan kebiasaan yang paling biasa, kebiasaan di balik layar yang memiliki dampak terbesar.
"Kebiasaan perawatan mulut yang baik seperti menyikat gigi secara teratur dengan baik menggunakan produk kesehatan konsumen yang sudah terbukti efektif (pasta gigi, cairan kumur, dan benang gigi) bukanlah pengecualian," kata dia.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.