Pandemi virus corona atau COVID-19 berdampak buruk bagi seluruh masyarakat di dunia. Setelah pandemi berakhir, diprediksi tingkat kemiskinan akan melonjak tajam. Hal tersebut diungkapkan oleh lembaga amal World Vision, saat angka kemiskinan bertambah, para orang tua akan menikahkan anak perempuannya untuk mengurangi beban hidup.

"Ketika kamu berada dalam masa krisis seperti perang, bencana alam atau pandemi, tingkat pernikahan anak selalu meningkat," ujar Erica Hall, Ahli Pernikahan Anak di World Vision, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/05/2020).

Baca Juga: Penting! Ini 3 Faktor Penentu Pasien Corona Bisa Sembuh atau Meninggal, Apa Saja Ya?

Baca Juga: Mengejutkan! WHO Sebut Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang...

Baca Juga: Waspada Ya, Orang Gemuk Lebih Rentan Terinfeksi Corona! Ini Alasannya...

Risiko pernikahan dini akan semakin meningkat seiring dengan ditutupnya sekolah akibat lockdown dan organisasi yang melawan pernikahan dini kesulitan beroperasi akibat lockdown.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melawan pernikahan dini, Girls Not Brides menyatakan bahwa pihaknya sangat khawatir saat mengetahui prediksi pernikahan dini akan melonjak tajam.

"Praktik ini yang kami dengar dari India, Afrika, dan Amerika Latin. Beberapa orang mengatakan pandemi ini akan menyia-nyiakan pekerjaan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun lamanya untuk mengurangi pernikahan anak," kata CEO Girls Not Brides.

Sekolah yang sebenarnya melindungi anak-anak dari pernikahan dini ditutup karena lockdown. Jadi, risiko pernikahan dini akan meningkat bahkan sepertinya setelah pandemi ini berakhir, banyak anak gadis yang enggak melanjutkan sekolahnya lagi.