Ilustrasi self-diagnose. (Freepik/wavebreakmedia)
Diagnosis yang tak dilakukan oleh tenaga medis ahli tentunya berpeluang tinggi adanya kekeliruan. Akibatnya, penanganan yang diberikan pun pasti salah. Karena hanya bermodalkan informasi yang digali secara mandiri bukan melalui pemeriksaan medis.
Sebagai contoh, mengonsumsi obat-obatan tanpa menggunakan resep dokter yang tak menutup kemungkinan bisa menimbulkan efek samping.
Selain itu, jika melakukan self diagnose mengalami gangguan mental tertentu, jika tak segera melakukan konsultasi bersama ahli kejiwaan justru dapat memperburuk kondisi kejiwaan.
Lantaran nekat melakukan self diagnose tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, hal tersebut berpeluang meningkatkan risiko masalah kesehatan lebih parah bahkan komplikasi.
Self diagnose tak menuntun kesehatan menjadi lebih baik. Justru meningkatkan risiko lebih parah karena diagnosis dan penangan yang tepat.
Misalnya, mendiagnosis mengalami depresi karena insomnia yang berkelanjutan tanpa berkonsultasi ke dokter justru bisa berisiko mengalami depresi tersebut yang sebelumnya ini tak ada.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: