Ilustrasi kanker payudara (SciTechDaily/Edited by HerStory)
“Ingat bahwa yang namanya ujung penis pun tetap bisa jadi sumbernya kuman. Selain itu, area badan kita seperti saluran pernapasan, vagina, uteris, pun itu tetap ada kumannya. Nah kalau saat leukosit rendah, itu ada resikonya. Leuikosit ini ibaratnya seperti ‘tentaranya’ tubuh kita. Jika tentara kita lemah, maling sandal bisa jadi rampok tuh. Nah, kuman yang awalnya jinak-jinak merpati, dia pun bisa galak tuh. Ini akan jadi masalah. Setelah fase ini selesai, baru sudah bisa (melakukan hubungan seks),” papar dr. Jeffry.
Lantas, jika penetrasi lewat Miss V gak bisa dilakukan, bolehkah melakukan oral seks? Terkait hal itu, dr. Jeffry pun tegas tak menyarankan. Sebabnya, jumlah bakteri di mulut yang menyentuh alat kelamin pasien kanker payudara dan sebaliknya lebih banyak, dibanding bakteri saat penetrasi Mr. P ke Miss V pasien kanker payudara.
“Oral seks juga bisa sangat bermasalah sekali, karena pada saat sedang kemoterapi, pada saat leukosit turun, mungkin vagina itu gak terlalu bermasalah, justru mungkin area mulut yang bermasalah. Sariawan muncul, tenggorokan kering, pecah di pinggir-pinggir bibir. Itu justru masalahnya lebih besar dari ‘mulut bagian bawah’ (Miss V),” beber dr. Jeffry.
dr. Jeffry membeberkan, kondisi pasien kanker payudara setelah kemoterapi ini akan membuat sistem kekebalan tubuh sangat lemah, sehingga rentan terkena infeksi virus, bakteri, dan kuman.
“Sehingga apabila melakukan oral seks kepada pasangannya, saat pasien kanker payudara kemoterapi lalu mengalami sariawan hingga gangguan tenggorokan, maka bakteri yang masuk dan berasal dari ujung penis akan membuat infeksi semakin meradang,” tandasnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.