Menu

Mengenal Febty Febriani, Sosok Peneliti Wanita di Bidang Geofisika: Kunci suksesnya, Jangan Baperan!

11 November 2021 14:45 WIB
Mengenal Febty Febriani, Sosok Peneliti Wanita di Bidang Geofisika: Kunci suksesnya, Jangan Baperan!

Febty Febriani, Ph.D., Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Febty merupakan salah satu dari 4 empat wanita peneliti Indonesia yang mendapatkan award L'ORÉAL-UNESCO FOR WOMEN IN SCIENCE NATIONAL FELLOWSHIP 2021. (Riana/HerStory)

Terkait soal masih sedikitnya jumlah peneliti wanita di Indonesia sendiri, Febty pun punya pengalamannya sendiri. Dan seperti kita tahu, dunia riset yang digeluti Febty ini jadi momok menakutkan bagi sebagian wanita, mereka kerap takut akan kalah dalam bersaing dengan kaum pria. Lantas menurutnya, skill wanita yang seperti apa yang dibutuhkan di dunia sains dan teknologi ini?

“Berdasarkan pengalaman, saya S1, S2, S3 dulu itu selalu di ‘dunia pria’. Ya, wanita yang ambil ilmu geofisika itu bisa dihitung jari, di bawah 10 orang mungkin ya. Jadi menurut saya skill yangpenting buat wanita yang terjun ke dunia sains itu gak boleh baper. Karena kalau baperan bisa susah. Jadi gimana kita gak baper kita orang mengkritisi penelitian kita, bagaimana misalnya kita gak baper ketika hipotesa kita salah, gimana kita gak baper misalnya ketika kita sedang menempuh sekilah S3 kemudian dikritisi habis-habisan sama supervisor kita. Nah, kalau kita sudah bisa gak baper, pasti bisa unggul di bidang sains untuk wanita,” papar Febty, kepada HerStory.

Dan terkait inisiatif seperti apa yang harus dilakukan untuk mengurangi kesenjangan gender dan mendorong lebih banyak wanita untuk masuk ke dunia sains, Febty menilai, hal ini justru merupakan peran penting dari media massa. Pasalnya, media adalah bentuk transportasi komunikasi massa, yang dapat didefinisikan sebagai penyebaran pesan secara luas, cepat, dan terus menerus, yang ujung-ujungnya bisa ‘memancing’ lahirnya para peneliti-peneliti wanita lainnya.

“Terkait inisiatif, peran media sangat penting, kalau di BRIN sendiri kita punya Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), nah tahun ini saya membimbing 2 murid SMA di Majalengka, dua-duanya perempuan, dan mereka menang. Daerah mereka jauh dari perkotaan, tapi mereka gak pantang menyerah untuk jadi pemenang. Begitu juga ternyata di Indonesia di bagian timur masih sedikit nih yang acara sains. Makanya acara-acara sains seperti LKIR ini mungkin perlu bantuan para media yang menyebarkan. Karena banyak acara-acara sains yang digelar. Sehingga banyak anak-anak daerah yang ikut, yang nantinya akan menjadi peneliti-peneliti wanita Indonesia yang berkompeten di bidangnya,” tuntas Febty.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: