Menu

Kenapa Remaja Identik dengan Moody dan Baperan? Simak Penjelasan Psikolog Ini Moms

02 Desember 2021 16:26 WIB
Kenapa Remaja Identik dengan Moody dan Baperan? Simak Penjelasan Psikolog Ini Moms

Psikolog Klinis, Tara de Thouars, (Instagram/@tara_dethouars)

“Di mana sudah mulai masuk ke masa apa ya ibaratnya udah nggak lagi anak-anak ya. Masuk ke fase sangat besar kemudian juga terutama untuk para perempuan ini akan mengalami menstruasi. Jadi dalam hal ini hormon itu punya pengaruh yang amat sangat besar terhadap mood. Makanya banyak yang bilang perempuan tuh kalau lagi mens, biasanya jadi sensitive, mood nya jadi swing. Jadi di sini kita bisa lihat nih, dari 2 karakteristik utama pada remaja ini sangat rentan untuk bisa mengalami perubahan mood atau mood swing atau terbawa perasaan dan bisa dibilang lebih sensitive,” jelas Tara.

Kemudian selanjutnya, kata Tara, terkait dengan penerimaan sosial. Menurut Tara, karena mereka bukan lagi anak-anak, maka mereka butuh diterima oleh lingkungan sosialnya.

“Bisa dibilang nih ketika remaja itu bisa diterima maka dia akan merasa ‘oh berarti diriku sesuai, gak ada yang salah nih sama diriku’. Tapi ternyata kalau gak diterima maka remaja ini akan merasa ‘berarti aku tuh kurang ya, aku gak disukai’. Nah ini akan sangat berpengaruh pada mood. Akhirnya remaja itu jadi baper. Segala hal yang berhubungan denga ketidakterimaan diri di lingkungan sosial, misalnya cyber bullying, nggak diajakin pergi sama temannya itu bisa bikin jadi sangat baper,” kata Tara.

Tara juga bilang, hal itupun diperkuat oleh sebuah penelitian yang masuk di jurnal penelitian tahun 2018. Yang mana dalam penelitian itu menyebut bahwa penerimaan sosial mempengaruhi psikis remaja. Artinya, secara psikologis kalau mereka diterima oleh lingkungan sosialnya, maka akan membuat kita merasa lebih baik. Sebaliknya, kalau mereka gak diterima di lingkungannya, makanakan membuat mereka down.

“Nah, kalau sosial media bagaimana, ada gak pengaruh sosial media mood? Ya ada, amat sangat ada pengaruhnya. Karena gimana pun juga, terutama Gen Z ini kan memasuki usia remaja yang sekarang ini mereka ini kan sangat digital native, dimana kesehariannya itu lebih banyak menggunakan gadget. Nah sehingga apapun yang dilihat di gadget, apapun aktivitas gadgetnya, kalau yang menunjukkan bahwa mereka tidak picking dengan lingkungan sosialnya, nah ini akan mempengaruhi moodnya. Misalnya nih, temen-temenya lagi jalan-jalan di IG Story-nya sedangkan dia nggak diajak, nah dia jadi baper. Tapi sebaliknya kalau kalau aktivitas di sosial medianya justru membuat mereka bisa fit dilingkungannya akan membuat mood-nya jadi baik,” jelas Tara.

Lebih lanjut, kata Tara, di sini bisa disimpulkan bahwa mood yang negative itu akan membuat remaja menjadi tak bisa menampilkan potensinya secara maksimal.

“Mereka jadi gak PD, jadi terganggu perkembangannya. Jangankan remaja deh, kita aja yang orang dewasa begitu mood-nya lagi nggak enak banget, jadi gak mau ngapa-ngapain. Itu makanya penting banget nih buat para remaja untuk bisa melewati masa remajanya dengan positif tanpa baper. Agar bisa menampilkan diri mereka apa adanya, dan bisa menjadi versi terbaik bagi diri mereka tanpa ada hambatan mood dan juga emosi,” pungkas Tara.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: