Menu

Manifestasi Klinis Penyakit Lupus, Ini Penjelasan Pakar

14 Desember 2021 15:23 WIB
Manifestasi Klinis Penyakit Lupus, Ini Penjelasan Pakar

Ilustrasi penyakit lupus. (Hands-free.co.uk/Edited By HerStory)

Dan terakhir adalah LES berat. Menurut dr. Singgih, klasifikasi penyakit LES dapat dikategorikan berat atau sangat serius ketika sifatnya sudah mengancam nyawa penderita (life or organ-threatening).

Adapun, beberapa manifestasi yang ditemukan pada pasien yang menderita LES berat, terjadi pada:

  • Jantung: endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade jantung, hipertensi maligna
  • Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli paru, infark paru, ibrosis interstisial, shrinking lung
  • Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika
  • Ginjal: nefritis proliferatif dan/atau membranous
  • Kulit: vaskulitis berat, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister) >18 LPT
  • Neurologi: kejang, acute confusional state, koma, stroke, mielopati transversa, mononeuritis, polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi
  • Hematologi: anemia hemolitik, neutropenia (leukosit <1>

Lebih jauh, dr. Singgih menyarankan, agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik, penting bagi pasien LES untuk disiplin dengan perawatan yang dijalani. Tentunya, dengan pemantauan pengobatan yang ketat, 80-90 persen pasien lupus dapat menjalani hidup normal.

dr. Singgih juga bilang, perawatan penyakit lupus yang bersifat jangka panjang, bertujuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, menginduksi remisi dan mencegah kerusakan organ permanen.

Adapun, pengobatan standar dari perawatan lupus adalah menggunakan non-farmakologi (edukasi, menghindari panas matahari, manajemen stress) dan pengobatan (antimalaria, steroid, dan imunosupresan/penekan sistem imun). 

“Pada pasien Lupus sedang hingga berat yang sudah melibatkan organ lain seperti ginjal, penggunaan imunosupresan digunakan bersamaan dengan obat steroid, untuk meminimalisir efek samping jangka panjang steroid yang mungkin ditimbulkan, seperti penumpukan lemak di pipi (moon face), aterosklerosis, dan lain sebagainya. Dukungan keluarga, sahabat, dan komunitas juga memegang peranan penting,” tambah dr. Singgih.

Lebih lanjut, dr. Singgih menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh pasien LES di tengah pandemi Covid-19 ini sangatlah tinggi. Di mana, meningkatnya risiko penularan virus Covid-19 pada pasien autoimun membuat pasien Lupus harus mengambil tindakan pencegahan ekstra.

“Dan, meski penderita autoimun (dalam kasus ini lupus) memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi, akan tetapi penelitian menemukan kabar yang cukup melegakan dimana tingkat kelangsungan hidup pasien penderita lupus atau radang sendi yang terserang virus Covid-19 relatif tinggi,” pungkasnya.

Baca Juga: Termasuk Penyakit Autoimun, Bisakah Lupus Disembuhkan? Simak Penjelasan dari Dokter Yuk!

Baca Juga: Dokter Spesialis Penyakit Dalam Spill Jenis Penyakit Autoimun yang Bikin Nyeri Perut, Beauty Simak Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: