Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup, Bardian, saat melakukan “byar pyat” (Instagram/indonesiaroyalenfield)
Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya dan peninggalan. Di era modern kini, banyak budaya yang mulai ditinggalkan hingga dikhawatirkan akan lenyap.
Salah satu budaya yang kini berada di ujung tanduk adalah tusuk konde patri tiup. Konde merupakan hiasan sanggul yang biasa digunakan oleh wanita adat Jawa.
Sayangnya, penggunaannya kini kian menipis. Bahkan pengrajin tusuk konde patri tiup hanya tersisa seorang saja.
Tusuk konde patri tiup dibuat secara tradisional oleh pengrajin. Melalui penelusuran yang dilakukan oleh Bonfilio Yosafat, pendiri Nusantara Documentary, bersama Royal Enfield diketahui lebih dalam mengenai peninggalan budaya Jawa ini.
Bonfilio Yosafat menemui pengrajin terakhir tusuk konde patri tiup di Kotagede, Yogyakarta, Bardian. Pengalaman baru mengenal konde tradisional ini dikemas dalam sebuah film dokumenter.
“Jadi pembuatan tusuk konde ini menggunakan metode patri tiup. Metode patri sendiri ada gembosan, ada tiup. Nah patri tiup ini adalah cara pertama, ini warisan leluhur yang pertama (dalam pembuatan tusuk konde),” ungkap Bonfilio Yosafat dalam jumpa pers Pemutaran Video Dokumenter "Generasi Terakhir Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup" yang digelar secara virtual, Selasa (14/12/2021).
Tusuk konde ini dibuat dengan cara meniup “plong” yang kemudian mengeluarkan api. Api tersebut digunakan untuk membakar lembaran kuningan yang sudah dicetak.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.