Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup, Bardian, saat melakukan “byar pyat” (Instagram/indonesiaroyalenfield)
Dibutuhkan teknik khusus untuk mengatur kobaran api yang dihasilkan sehingga mampu memadatkan kuningan menjadi tusuk konde. Sebagai pengrajin, Bardian menyebutnya sebagai teknik “byar pet”.
“Jadi menurut Pak Bardian, byar pet itu adalah teknik mengolah nafas saat meniup plong dalam proses pembuatan tusuk konde tersebut,” jelas Bonfilio.
Pengrajin harus memperhatikan jeda saat meniupkan api untuk memanasi lembaran kuningan tersebut. Teknik itu dilakukan agar api tak terus menerus membakar kuningan yang kemudian dihasilkan tusuk konde yang indah.
Pembuatan tusuk konde ini dilakukan secara manual dan memakan waktu lama, lima tusuk konde dihasilkan dalam waktu dua hari. Sayangnya, peminatnya sudah tak lagi ramai lagi sebab sedikitnya penggunaan tusuk konde di era sekarang.
Tak ingin warisan budaya tersebut punah, Nusantara Documentary dan Royal Enfield ingin menyuarakan soal keberadaan tusuk konde patri tiup. Momen ini digaungkan sejalan dengan kampanye #LeaveEveryPlaceBetter yang mana mengajak pengendara Royal Enfield untuk berkendara secara bertanggung jawab.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.