Ilustrasi anak marah. (Sriwijaya Post/Edited by HerStory)
Hindari langsung mengatakan "enggak" saat Si kecil meminta sesuatu yang menurut Moms tidak seharusnya. Alih-alih, berhentilah sejenak dan katakan dengan lebut, "Mari kita lihat. Kamu menginginkan mainan baru itu. Mari kita bicarakan itu."
Ini akan memberi Moms kesempatan untuk memikirkan permintaan itu, dan tentang bagaimana menolaknya secara positif. Jika perlu, coba alihkan perhatian anak dari permintaanya. Mendiskusikannya juga membuat anak memahami alasan penolakan, dan menerimanya dengan lebih menyenangkan.
Jika Moms berada di tempat umum, cobalah menjauh dari keramaian. Fokus pada anak dan diri sendiri, bukan penilaian orang lain. Ini mengurangi tekanan dan bisa berbicara dengan Si Kecil tanpa gangguan.
Semakin sedikit kebisingan dan keributan yang terjadi, semakin mudah bagi Moms untuk menenangkan Si Kecil. Ambil tangannya dan katakan, "Ayo duduk di pangkuanku, dan kita akan membicarakan ini."
Meskipun gak apa-apa jika Si Kecil merasa marah, Moms perlu menjelaskan bahwa perilaku agresif secara fisik gak diperbolehkan. Jika anak memukul saudara laki-lakinya, Bunda dapat mengatakan, "Gak apa-apa marah. Kemarahan itu gak apa-apa. Tapi, kamu nggak boleh memukul."
Jelaskan batasan bahwa memukul itu menyakitkan, dan dia tidak tidak menyakiti siapa pun. Anak-anak lebih mungkin untuk bekerja sama jika alasannya masuk akal.
Itulah beberapa tips untuk menghadapi kemarahan Si Kecil. Ingat, alih-alih memarahinya, cobalah mengerti alasan dari luapan emosi Si Kecil.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Akurat
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.