Ilustrasi wanita mengalami sakit leher (Shutterstock/Edited By HerStory)
Makanan ultra-olahan yang bertahan selama berminggu-minggu biasanya sarat dengan pengawet yang menghasilkan peradangan, seperti keripik, kue kering, makanan yang dipanggang, dan makanan kemasan olahan lainnya. Hindari itu semua!
Untuk mengurangi konsumsi makanan inflamasi secara signifikan, pikirkan yang segar, bukan yang digoreng.
"Batasi jumlah makanan cepat saji. Batasi jumlah permen pekat, tetapi yang terpenting makan makanan nabati alami," kata Dr. Husni.
Selanjutnya, hindarilah makanan yang mengandung lemak trans, lemak jenuh, yang berasal dari daging merah dan produk susu berlemak utuh, serta lemak tak jenuh ganda omega-6 dari minyak jagung yang semuanya ditemukan dalam banyak makanan kemasan. Ingat Beauty, semua makanan tu berkontribusi pada peradangan usus kronis, menurut tinjauan studi Frontiers of Immunology.
Studi lain juga melihat secara khusus pada efek potensial dari lemak jenuh dalam makanan pada osteoarthritis. Dalam percobaan yang dilaporkan dalam Scientific Reports, para peneliti mempelajari dua kelompok tikus selama 16 minggu.
Satu kelompok diberi diet tepung jagung, yang lain diet karbohidrat sederhana dan lemak jenuh dari mentega, minyak sawit, atau lemak hewani. Peneliti menemukan bahwa diet yang mengandung 20% ??lemak jenuh menghasilkan timbunan lemak jenuh di sendi lutut tikus yang melemahkan tulang rawan dan meningkatkan peradangan, keduanya merupakan penanda osteoartritis.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.