Ilustrasi pasangan berpelukan (Shutterstock/Edited By HerStory)
Dr. Drake melanjutkan, pasangan yang lebih tua lebih mungkin mengekspos pasangan yang lebih muda ke HPV, dan dengan demikian ini menangkap ukuran risiko di luar yang ditangkap oleh jumlah pasangan saja.
“Dengan cara yang sama, hubungan yang kami temukan dengan seks di luar nikah, menunjukkan bahwa pasangan yang melakukan hubungan seks di luar nikah lebih mungkin tertular HPV oral daripada mereka yang monogami (seperti yang diharapkan!),” sambungnya.
Dr. Drake juga mengungkapkan temuan mengejutkan lainnya dari penelitian ini—identifikasi sembilan peserta penelitian tanpa kanker (kontrol), yang memiliki antibodi yang spesifik untuk kanker orofaringeal terkait HPV (E6).
"Meskipun mereka tidak memiliki diagnosis kanker, penelitian hingga saat ini menunjukkan bahwa ini adalah penanda yang dapat mengindikasikan pra-kanker dan mungkin merupakan indikator peningkatan risiko kanker," jelasnya.
Cara terbaik untuk menghindari kanker orofaring terkait HPV adalah dengan mencegah infeksi HPV sejak awal.
"Seperti semua PMS, risiko infeksi terkait dengan paparan pasangan baru yang berpotensi membawa HPV. Studi kami tidak memiliki implikasi klinis langsung pada pencegahan atau skrining, tetapi membantu pasien dan praktisi menjelaskan pertanyaan, 'mengapa saya mengembangkan orofaringeal? kanker?," tutur Dr. Drake.
Jadi, salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mendapatkan vaksin HPV, yang direkomendasikan oleh CDC untuk anak laki-laki dan perempuan mulai usia sembilan tahun.
"Infeksi HPV dan prakanker serviks (sel abnormal pada serviks yang dapat menyebabkan kanker) telah menurun secara signifikan sejak vaksin digunakan di Amerika Serikat,” pungkasnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.