Ilustrasi kanker serviks. (pinterest/freepik)
Sekitar 90 persen perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual dapat tertular virus penyebab kanker serviks. Penyakit kanker ditandai tak terkontrolnya pembelahan sel (bertambah banyak) dan memiliki kemampuan menyebar (metastasis).
"Jika ada infeksi virus dan menetap, sekian tahun baru menjadi kondisi pra kanker. Ada situasi dan waktu, perubahan dari infeksi virus menjadi lesi pra kanker, dan kemudian masuk dalam kondisi kanker,” jelas dokter Bambang.
Mirisnya, sekitar 500 juta perempuan (0,5 persen perempuan) di dunia mengidap kanker serviks, di mana 55-60 persen pasien kanker serviks berakhir dengan meninggal. Kasus terbanyak 80 persen terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia.
Merujuk data Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2019, kasus kanker serviks sebesar 23,4% per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 persen per 100.000 penduduk. Untuk itu, pencegahannya sangat penting dengan dua cara yaitu pap smear dan tes HPV.
"Kalau papsmear konvensional paling tidak dua tahun sekali mengulangnya. Kalau tes HPV itu paling tidak tiga tahun. Minimal jeda yang harus diulang,” pungkas dokter Bambang.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Viva. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.