Menu

Hari Perempuan Internasional: Tessa Wijaya Mendobrak Batasan di Industri Startup dan Teknologi

08 Maret 2022 17:56 WIB
Hari Perempuan Internasional: Tessa Wijaya Mendobrak Batasan di Industri Startup dan Teknologi

Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit. (Istimewa/Edited By HerStory)

Terus belajar dan bagikan pelajaran itu ke orang lain

Tessa menyadari bahwa hambatan utama dari para perempuan untuk terjun ke industri startup, fintech, atau teknologi, adalah karena minimnya role model dan kesempatan yang tersedia. Oleh karena itu, salah satu misi utamanya di Xendit adalah membantu semakin banyak perempuan untuk bisa meningkatkan karirnya dan menjadi bagian dari generasi pemimpin di masa depan.

“Untuk mengajak semakin banyak perempuan terlibat aktif di sektor teknologi, kita perlu menjadi mentor yang baik bagi generasi yang lebih muda. Kita juga perlu mendukung mereka dengan kepercayaan diri, pengembangan keterampilan, dan penyediaan sumber daya agar mereka nantinya bisa mendirikan perusahaan sendiri di masa depan,” tambah Tessa.

Aktif menjalin koneksi melalui komunitas

Bagi anak-anak remaja yang bercita-cita memasuki industri teknologi, Tessa menggagas inisiatif bernama Women in Tech di Indonesia. Bekerja sama dengan Society of Women Engineers (SWE) komunitas ini menyediakan panduan dan mentorship untuk anak-anak perempuan yang duduk di bangku SMA.

Program ini menyatukan para perempuan yang bekerja sebagai techpreneur, developer, dan bahkan calon teknisi untuk bertukar wawasan serta pengalaman melalui serangkaian lokakarya dan forum sosial.

“Menurut saya, untuk meningkatkan partisipasi perempuan di ranah teknologi, kita harus bisa membangun awareness dan kepercayaan diri sejak usia dini. Melalui program Women in Tech, kami bertujuan untuk menumbuhkan ketertarikan pada sektor teknologi dan kewirausahaan, misalnya dengan pembuatan aplikasi dan rencana bisnis. Harapannya, para peserta juga semakin yakin untuk meniti karir di bidang teknologi - baik sebagai wirausaha atau engineer,” ujar Tessa.

Sesuai dengan misi pribadinya, Tessa pun menerapkan beberapa langkah strategis untuk menjadikan Xendit sebagai startup dengan komposisi laki-laki dan perempuan yang setara. Saat ini,40% level manajer di Xendit dipegang oleh perempuan.

Xendit juga menerapkan berbagai kemudahan untuk karyawan perempuan, seperti hak cuti melahirkan dan menyusui, jasa penitipan anak di kantor, hingga kesetaraan bayaran antara laki-laki dan perempuan. Xendit juga memperbolehkan karyawan untuk bekerja secara fleksibel, dalam hal waktu dan tempat, serta menawarkan fasilitas kesehatan bagi para ibu dan keluarga.

Menurut riset Boston Consulting Group (BCG), kesetaraan gender merupakan isu yang perlu diperhatikan di lingkungan kerja, karena dapat berpengaruh langsung pada tingkat inovasi dan performa keuangan perusahaan.

Misalnya, perusahaan yang memiliki setidaknya 20% perempuan di tim manajemen memiliki 10% pendapatan inovatif yang lebih tinggi dibandingkan tim kepemimpinan yang didominasi laki-laki saja. Tak hanya itu, keberagaman dalam perusahaan juga terbukti dapat meningkatkan budaya kerja, layanan pada konsumen, dan persepsi brand di pasar.

Baca Juga: Rayakan International Women's Day, Adidas Bersama Kanmo Ajak Para Wanita Fun Run, Intip Keseruannya Yuk

Baca Juga: Di Momen Hari Perempuan Internasional 2024, SIRCLO Dukung Womenpreneur untuk Dapat Peluang Ekonomi dan Teknologi!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan