Ilustrasi wanita sedang merenung. (unsplash/Ben White)
Ketika kamu menerima masa lalu apa adanya, kamu membebaskan diri dari beban pikiran, kesalahan atau dendam masa lalu yang menghentikan kamu untuk mengambil tindakan di masa sekarang.
Belajar melepaskan masa lalu adalah sesuatu yang harus terus-menerus dilakukan. Hal itu karena sangat mudah untuk tergelincir kembali ke dalam kebiasaan merenung dan overthinking.
Bawa perhatian kamu ke tempat kamu berada sekarang. Atus napas dan fokuslah. Kamu ada di mana? Apa yang kamu rasakan? Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa yang membuatmu stres?
Buka jurnal kamu dan tuliskan pemikiran kamu. Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menulis apa yang kita rasakan dapat membantu mengatasi pemikiran metakognitif.
Ritual harian seperti menulis jurnal, meditasi, atau menulis satu baris per hari membantu kamu mempertahankan kendali atas pikiran kamu sehingga dapat tetap berada di masa sekarang dan berlatih hidup pada saat ini. Aktivitas tersebut juga mengurangi stres serta meningkatkan fokus dan kesadaran diri.
Pertama, akui apa yang ada di pikiran kamu. Kedua, mundur selangkah dan perluas perspektif kamu. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya kendalikan?"
Jika kamu punya masalah finansial dan pusing soal bagaimana membayar tagihan, terlalu banyak memikirkannya tak akan membantu. Alih-alih, coba berpikir, "Apa yang dapat saya potong atau hilangkan dari tagihan saya?"
Setelah itu, tanyakan pada diri kamu, "Aliran pendapatan apa lagi yang dapat saya buat?" Beginilah cara kamu mengalihkan perhatian dari apa yang tidak dapat kamu kendalikan, menuju pada apa kamu bisa.
Apa yang sering membuat kita berpikir berlebihan adalah ketakutan irasional. kamu takut tentang apa yang orang lain mungkin pikirkan, takut membuat kesalahan, takut tidak cukup baik untuk berhasil.
Salah satu strategi terbaik untuk mengalahkan rasa takut adalah mengambil tindakan. Ambil langkah kecil untuk menghadapi ketakutan kamu dan lihat apa yang terjadi. Semakin sering mencoba, kemungkinan menang melawan ketakutan itu juga semakin besar.
Untuk berhenti berpikir berlebihan, kamu harus mengatasi masalah yang ada. Ketika kamu merasa kewalahan, luangkan waktu untuk menuliskan semua pikiran di kepala kamu, kemudian alihkan perhatian kamu ke solusi.
Belajarlah mengelola dan mengatur emosi maupun pikiran kamu. Ungkapkan apa yang kamu pikirkan sehingga kamu dapat meningkatkan kesadaran kamu tentangnya. Setelah itu, tulis solusi yang dapat kamu buat untuk meredakannya.
Ada dua hal penting di sini, yakni membuat keputusan dan mengambil tindakan. Overthinking membuat kamu tersesat dalam pikiran kamu sendiri, lalu membawa kamu pada keraguan akut.
Nah, saat kamu terjebak di tempat yang sama, gerakan maju bisa membantu kamu. Apa yang perlu kamu lakukan adalah berlatih membuat keputusan dan berpegang teguh pada keputusan itu.
Sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Psychological Science mengungkapkan bahwa otak menjadi lebih tenang dan tajam setelah menghabiskan waktu dalam suasana tenang yang dekat dengan alam.
Penelitian lain juga menyimpulkan bahwa berjalan di ruang hijau menempatkan otak dalam keadaan meditasi. Bahkan, berjalan kaki selama 5 menit di taman dapat langsung memberikan efek menenangkan pikiran.
Itulah beberapa cara mengatasi overthinking. Semoga bermanfaat!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.