Menu

Hari Hipertensi Sedunia 2022, Pakar Ingatkan Soal Pentingnya Mengukur dan Mengendalikan Tekanan Darah, Seperti Apa?

17 Mei 2022 13:32 WIB
Hari Hipertensi Sedunia 2022, Pakar Ingatkan Soal Pentingnya Mengukur dan Mengendalikan Tekanan Darah, Seperti Apa?

Para pembicara dan peserta virtual press conference Word Hypertension Day 2022, Selasa (17/5/2022). (Riana/HerStory)

dr. Erwinanto melanjutkan, berdasarkan Survey May Measurement Month yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pada tahun 2017 yang mengikut sertakan partisipan di daerah perkotaan berusia muda (umur rerata 43 tahun) menunjukkan hanya 52,5% penyandang hipertensi yang minum obat penurun tekanan darah.

Dalam pemaparannya, dr. Erwinanto juga mengimbau masyarakat untuk mengukur tekanan darah secara akurat, untuk mengetahui menderita hipertensi atau tidak.

“Jika menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha menurunkannya dengan cara terapi perubahan gaya hidup dengan atau tanpa terapi obat. Jika tidak menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha pencegahan agar tekanan darah tidak naik melalui terapi perubahan gaya hidup,” ujarnya.

“Pengendalian tekanan darah yang dilakukan akan berdampak hidup lebih lama karena peningkatan tekanan darah merupakan faktorrisiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), stroke dan ginjal. Oleh karena itu, Virtual Press Conference ini menghadirkan dokter spesialis jantung dan kedokteran vaskular, dokter spesialis syaraf dan dokter subspesialis ginjal hipertensi,” tambahnya.

Di kesempatan yang sama, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, Wakil Ketua InaSH mengatakan, hipertensi merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia.

Menurut survei yang dilakukan oleh oleh Perhimpunan Dokter Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018 menunjukan pada sampel 68.846 orang dengan rentang usia rata 45 ± 16,3 tahun ditemukan 27.331 orang (30,8 %) adalah hipertensi.

“Angka ini lebih rendah dari survei tahun 2017 yaitu 34,5 %, hal ini disebabkan pada survei tahun 2018 terdapat 18,6 partisipan berusia 18-29 tahun. Dalam kelompok hipertensi hanya 13.018 (47,6 %) yang menyadari adanya hipertensi dan hanya 47,4 % yang mengkonsumsi obat anti hipertensi. Survei juga menunjukan target pengobatan tidak tercapai pada 10.106 pasien (78,0 %). Dengan kondisi di Indonesia seperti ini tidak heran bila insiden penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal masih tinggi,” papar dr. Eka.

Baca Juga: Biar Gak Membahayakan Tubuh, Ini Nilai Tekanan Darah yang Normal pada Lansia, Kira-Kira Berapa Ya?

Baca Juga: Darah Tinggi Minggat! Ini 5 Makanan Kaya Protein yang Cocok untuk Dikonsumsi, Catat Ya Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan