Menu

Hari Hipertensi Sedunia 2022, Pakar Ingatkan Soal Pentingnya Mengukur dan Mengendalikan Tekanan Darah, Seperti Apa?

17 Mei 2022 13:32 WIB
Hari Hipertensi Sedunia 2022, Pakar Ingatkan Soal Pentingnya Mengukur dan Mengendalikan Tekanan Darah, Seperti Apa?

Para pembicara dan peserta virtual press conference Word Hypertension Day 2022, Selasa (17/5/2022). (Riana/HerStory)

Lebih lanjut, dr. Eka menegaskan bahwa hipertensi dapat dicegah walaupun faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi. Namun, banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah.

Hal ini lebih mudah dibandingkan menyarankan perubahan gaya hidup bagi orang dewasa. Orangtua dan guru mempunyai peranan penting dalam menanamkan pola hidup sehat pada anak- anak yang akan terus diingat dalam memorinya hingga mereka dewasa. Mengurangi paparan terhadap polusi udara juga merupakan upaya pencegahan terhadap hipertensi, selain mengatasi stresor dan tidur yang cukup.

“Dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi meningkat. Risiko hipertensi meningkat tajam pada usia 45 tahun. Pemeriksaan tekanan darah secara regular disarankan dimulai pada usia 18 tahun, terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Pasien diabetes berisiko mengalami hipertensi sehingga dengan demikian harus di lakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi,” imbuhnya.

Selain itu, kata dia, pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, dapat juga dilakukan secara mandiri di rumah atau di komunitas tertentu yang dikenal dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) atau disebut dengan Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR).

“Dengan melakukan pengukuran yang benar dan akurat akan didapatkan hasil yang tepat. PTDR sangat membantu untuk mendeteksi hipertensi jas putih, yaitu peningkatan tekanan darah saat diukur di klinik atau RS namun saat dilakukan pengukuran di luar klinik didapatkan tekanan darah normal. PTDR juga dapat digunakan untuk memonitor hasil pengobatan. Selain itu dengan melakukan pengukuran mandiri membuat pasien menjadi lebih patuh dalam pengobatan,” jelasnya.

Tentang bagimana hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan organ, dr.Djoko Wibisono, SpPD-KGH, Sekretaris Jenderal InaSH, dalam presentasinya menjelaskan, bahwa hipertensi yang tidak dikendalikan dan ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian akibat kerusakan organ. Hal ini dikenal dengan istilah Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD).

Dampak kerusakan organ yang disebabkanoleh hipertensi pada otak mengakibatkan stroke, pada Jantung mengakibatkan penyakit jantung koroner, infark miokard, pembesaran jantung kiri dan gagal jantung. Selain itu, hipertensi pada ginjal dapat menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang membutuhkan hemodialysis, hipertensi pada mata dapat menyebabkan retinopati yang berakhir dengan kebutaan.

“Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah baik dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi (obat). TIPS hidup sehat dengan hipertensi antara lain dengan menurunkan BB, mengatur diet: mengurangi garam <5g class="Apple-converted-space"> 

Baca Juga: Biar Gak Membahayakan Tubuh, Ini Nilai Tekanan Darah yang Normal pada Lansia, Kira-Kira Berapa Ya?

Baca Juga: Darah Tinggi Minggat! Ini 5 Makanan Kaya Protein yang Cocok untuk Dikonsumsi, Catat Ya Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan