Ilustrasi Anak Makan MPASI (Shutterstock/Edited By HerStory)
Moms jika si kecil sudah memasuki fase MPASI Moms perlu mencari tahu banyak hal karena si kecil sangat berbeda dengan orang dewasa, agar MPASI yang dimakannya jadi nutrisi Moms harus memerhatikan banyak hal, seperti tekstur, bahan makanan, dan cara pembuatan.
Mengutip dari The Asian Parent, Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas kesehatan lainnya merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama lalu mengenalkan makanan padat sebagai penambah nutrisi. Sayangnya, tidak semua jenis makanan bisa diberikan pada bayi ya, Bunda. Berkaitan dengan hal ini Moms juga perlu mencari tahu soal bahan-bahan makanan yang sebaiknya dihindari oleh si kecil. Berikut daftar makanan MPASI yang perlu dihindari!
Mengapa bayi tidak boleh diberi makanan tertentu?
Berhubung sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna, penting bagi Bunda untuk memilah makanan yang akan dikonsumsi bayi. Makanan yang kurang tepat dikhawatirkan berdampak negatif untuk tumbuh kembangn bayi.
Para ahli gizi juga menuturkan bahwa, orangtua sebaiknya memperkenalkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) secara perlahan dan bertahap. Hal ini karena sistem pencernaan bayi masih berkembang, dan belum sesempurna sistem pencernaan orang dewasa.
1. Madu
Menjadi pemanis alami favorit banyak orang, sayangnya madu baiknya tidak diberikan pada bayi di bawah usia satu tahun. Hal ini karena madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang dapat mengakibatkan infeksi pada bayi.
Bakteri Clostridium botulinum juga dapat membuat bayi mudah lesu, konstipasi bahkan enggan menyusui. Di samping itu, pemberian madu juga rentan menimbulkan iritasi dan sakit kepala pada bayi.
Bayi di bawah usia 1 tahun juga tidak disarankan untuk mengonsumsi madu yang telah dipanaskan (dipasteurisasi). Hal ini karena bakteri Clostridium Botulinum tidak mudah dimatikan dengan proses pemanasan biasa.
Memanaskan madu hingga mendidih pun tidak mematikan spora bakteri Clostridium botulinum. Efek racun bakteri tersebut akan hilang setelah dididihkan selama 10 menit, tetapi sporanya tidak mati.
Spora Bakteri Clostridium Botulinum akan mati bila dipanaskan di atas 120 derajat celcius dalam kondisi underpressure selama 30 menit, misalnya dengan pressure cooker atau presto.
Bakteri Clostridium Botulinum juga pernah ditemukan pada madu yang telah dipasteurisasi. Untuk itu, hindariĀ memberikan madu jenis apapun pada bayi hingga ia berulang tahun ke-1 ya, Parents!
2. Kacang-kacangan
Lezat dan menyehatkan, selain itu kacang juga kaya protein sehingga mengenyangkan lebih lama. Namun, kacang-kacangan dan produk berbahan dasar kacang seperti selai kacang juga sebaiknya tidak dikenalkan pada bayi. Utamanya jika terdapat riwayat alergi kacang dalam keluarga yang tak menutup kemungkinan akan dialami bayi.
Selai kacang sebaiknya dikenalkan jika bayi sudah berusia cukup besar. Pastikan Anda menghaluskan kacang atau selai menjadi puree yang lembut sebelum memberikannya pada bayi.
3. Susu sapi
Dengan berbagai nutrisi melimpah dan enzim menguntungkan, susu menjadi pangan bergizi bagi semua orang. Namun perlu diketahui susu sapi memiliki kadar laktosa tinggi yang tidak baik untuk perut mungil bayi. Selain itu, susu sapi juga bisa mengakibatkan gangguan ginjal, perdarahan pada usus dan defisiensi zat besi atau anemia.
4. Garam dan gula
Bunda disarankan untuk mengenalkan rasa dan tekstur makanan secara alami. Karenanya, hindari menambahkan garam dan gula saat pertama kali mengenalkan makanan padat pada bayi. Misalnya, biarkan bayi merasakan manisnya wortel, gurihnya alpukat dan renyahnya brokoli.
5. Putih telur
Selain mudah diolah, telur mengandung vitamin, protein dan mineral. Kendati begitu, hindari memberikan putih telur sebelum bayi berusia 1 tahun.
Telur merupakan bahan makanan yang bisa saja menimbulkan alergi pada bayi. Alergi telur pada bayi adalah salah satu jenis alergi yang banyak ditemui pada anak-anak, setelah alergi susu sapi.
Gejala dapat muncul sesaat hingga beberapa jam setelah anak mengonsumsi telur atau makanan lain yang mengandung telur. Alergi terhadap putih telur adalah yang paling banyak ditemui dibandingkan terhadap kuning telur.
Bunda juga baiknya tidak memberikan putih telur yang kurang matang pada bayi. Memberikan telur yang kurang matang di usia dini dapat mengakibatkan iritasi serta menimbulkan gangguan sistem pencernaan seperti diare.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di The Asian Parent
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan The Asian Parent. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.