Illustrasi anak di paksa berprestasi (Freepik/Edited by HerStory)
Gak hanya orang dewasa saja yang bisa mengalami gangguan kecemasan, anak-anak juga dapat mengalaminya. Gangguan kecemasan pada dasarnya ditandai dengan munculnya perasaan cemas yang berlebih dan terus-menerus.
Pada anak, gejala kecemasan bisa cukup sulit untuk dikenali. Namun semakin cepat masalah ini ditemukan, semakin dini pula terapi bisa diberikan kepada anak.
Semakin dini kita bisa membimbing anak ke jalan yang dapat mendorong mereka untuk menjadi tangguh dan membantu mereka menghadapi hal-hal yang mereka takuti," ujar profesor di bidang kesehatan anak dan remaja dari University of North Carolina, dr Rebecca Baum, seperti dilansir CNN, pada Senin (30/5/2022)
Menurut Psikolog Klinis dan Konsultan Kognitif dan Perilaku Spesialisasi Gangguan Kecemasan Rachel Busman, tanda gangguan kecemasan pada anak secara umum bisa dibagi menjadi dua, yakni gejala gangguan kecemasan secara umum dan gejala gangguan kecemasan sosial.
Berikut ini tanda yang patut diwaspadai pada masing-masing jenis gangguan kecemasan pada anak.
Beberapa tanda yang kerap muncul pada anak dengan gangguan kecemasan umum adalah kesulitan berkonsentrasi, kesulitan tidur, mengompol, bermimpi buruk, dan nggak makan dengan benar.
Anak juga menunjukkan tanda seperti ada kecenderungan terlalu menempel, kurang percaya diri untuk mencoba hal baru atau saat menghadapi masalah sederhana sehari-hari, menghindari aktivitas sehari-hari seperti pergi ke sekolah, dan ketidakmampuan untuk bicara pada beberapa situasi sosial.
Anak dengan gangguan kecemasan juga kerap mencari dan menyanyakan kepastian akan sesuatu secara berulang-ulang.
Beberapa gejala fisik juga muncul, seperti sering ke toilet, menangis, sakit kepala, pening, rasa seperti akan pingsan, berkeringat, sakit perut, mual, kram, muntah, gelisah, atau tidak enak badan juga bisa terjadi.
Terkadang, anak dengan gangguan kecemasan dapat menunjukkan perilaku tantrum, mudah marah, atau gemar membantah.
Akan tetapi, perilaku-perilaku tersebut sering kali disalahartikan sebagai masalah perilaku yang tidak sopan.
Perilaku seperti menolak mengerjakan pekerjaan rumah juga tak boleh disepelekan.
Perilaku ini bisa jadi dipicu oleh gangguan kecemasan,yang membuat anak merasa khawatir bila membuat kesalahan.
"Anak tidak memiliki sarana untuk mengatakan 'Ini yang sebenarnya membuat saya kesulitan', jadi mereka berperilaku buruk," ujar Rachel Busman di laman sama.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Akurat
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.