Menu

Simak Moms, Yuk Kenali Gejala Kecemasan pada Anak

30 Mei 2022 09:30 WIB
Simak Moms, Yuk Kenali Gejala Kecemasan pada Anak

Illustrasi anak di paksa berprestasi (Freepik/Edited by HerStory)

Gangguan kecemasan sosial

Sebagian gejala gangguan kecemasan sosial memiliki kemiripan dengan gejala gangguan kecemasan umum. Akan tetapi, gejala-gejala ini biasanya muncul pada situasi atau keadaan sosial.

Beberapa tanda dari gangguan kecemasan sosial adalah menolak atau menghindari pergi ke sekolah, menolak bicara dalam lingkup sosial atau bicara dengan nada yang lembut atau pelan, memiliki kemampuan sosial yang buruk seperti takut membuat kontak mata, dan memiliki ketakutan atau kesulitan ketika menggunakan toilet umum. 

Kecemasan sosial juga dapat memunculkan tanda atau gejala secara fisik. Sebagian di antarnaya adalah gemetar, kesulitan mengatur napas, merasa pikiran kosong, otot menegang, serta jantung berdetak cepat.

Mengetahui apa yang memicu gangguan kecemasan pada anak memang penting. Namun, hal ini perlu dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang, tanpa mengajukan pertanyaan secara keras yang mungkin membuat anak bersikap defensif hingga tidak mau bicara kepada orang tua.

Menurut Busman, percakapan seperti ini bisa dibuka dengan pertanyaan seperti "Saya melihat kamu tampak enggan untuk melakukan aktivitas itu. Ada apa?". 

Orang tua sebaiknya gak memulai pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan yang bernada memojokkan anak seperti "Apakah kamu takut melakukan itu? Atau apakah kamu gak suka orang-orang itu".

Orang tua juga bisa bertanya mengenai hal yang disukai atau enggak, atau hal yang dirasa sulit oleh anak setelah menghadiri suatu kegiatan atau acara. 

Bila anak sudah mengungkapkan secara jujur apa yang membuat mereka merasa cemas, jangan mengerdilkan atau menyepelekan hal tersebut. 

Hindari respons seperti "Gak ada yang perlu ditakutkan mengenai itu" atau "Jangan cengeng".

Respons yang lebih baik untuk diberikan adalah "Itu terdengar berat" atau semacamnya. Setelah itu diikuti dengan pernyataan yang menyoroti kemampuan anak dalam menghadapi tantangan atau membantu anak untuk mencari jalan keluar bersama.

"Mengajarkan bahwa ketidaksempurnaan adalah hal yang lumrah itu sangat penting. Anak mungkin terkadang mengalami kegagalan, dan disukai oleh semua orang bukanlah hal yang realistis," kata Baum.

Baca Juga: Jeritan Ibu Korban Dugaan 'Parental Abduction', Juangkan Keadilan Demi Bertemu Anak: Di Mana Peran Penegak Hukum?!

Baca Juga: Panggilan Sayang Aaliyah Massaid Kalau Sudah Punya Anak Akhirnya Dispill, Netter Syok: Yaampun, Dikira...

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya

Artikel Pilihan