Menu

Became Reliable Womenpreneur, WIN Berdayakan Wanita Pengusaha di Tengah Ketidakpastian Ekonomi yang Ada

11 Juli 2022 16:49 WIB
Became Reliable Womenpreneur, WIN Berdayakan Wanita Pengusaha di Tengah Ketidakpastian Ekonomi yang Ada

Diah Yusuf, selaku Chaiwoman Womenpreneurs Indonesia Networks (WIN). (Riana/HerStory)

Lebih lanjut, Diah Yusuf pun menuturkan, berdasarkan penelitian, leadership wanita perlu dibangkitkan, karena ini menjadi potensi dalam pengembangan UMKM. Terlebih nanti di tahun 2030 pasar ASEAN akan mengambil 1/3 pasar dunia, dan secara populasi Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN.

"Kalau hanya sebagai penonton, sayang sekali. Padahal Indonesia ini sangat kaya. Ke depannya, potensi kita sangat besar dalam bersaing di dunia Internasional," tegasnya.

Karenanya, mengembangkan UMKM ini, menurut Diah Yusuf, pola pikir (mindset) harus diarahkan untuk mendapat alasan kenapa harus maju dan berkembang. Kemudian dicari cara untuk menuju kesuksesannya.

Jadi WIN itu role-nya adalah bagaimana kita bisa mengisnpirasi, mengedukasi, sehingga wanita wirasusaha ini punya awareness, bahwa mereka itu harus berubah. Jadi mindset-nya kita coba buka, bukan ke arah technical, tapi lebih ke mindset bahwa global itu di depan mata lhoKarena Indonesia ini sangat kaya. Kalau Indonesia ini sangat kaya dan tidak di-manage dengan baik oleh kita, trus kalau ada dari luar yang me-manage trus kita dapat apa?,” tutur Diah Yusuf.

“Kalau kitanya sendiri gak aware dengan hal-hal seperti itu, nanti kita menyahkan orang lain, padahal yang salah kan kita sendiri. Jadi itu yang ingin diingatkan terus kepada temen-temen pelaku bisnis ini. Jadi bukan hanya sekedar uang maksudnya, tapi lebih dari itu kita bisa membawa impact full termasuk juga ke negara kita,” sambung Diah Yusuf.

Diah Yusuf lantas tak menampik bahwa womenpreneur Indonesia juga kerap menghadapi tantangan yang tak mudah, tak terkecuali selama pandemi ini. Skala bisnis mereka yang umumnya masih berskala mikro dan bahkan ultra mikro menciptakan keterbatasan untuk bisa melakukan inisiatif-inisiatif yang lebih besar.

Kata Diah Yusuf, setidaknya ada beberapa hambatan yang akan menjadi tantangan para pelaku usaha wanita, yaitu tak adanya dukungan dari keluarga, ketatnya persaingan pasar, kurangnya jumlah pekerja, menajemen waktu, akses permodalan terbatas, dan lainnya. Namun, terlepas dai hambatan itu, maka yang perlu dilakukan adalah menguatkan ekosistem pendukung kewirausahaan.

“Kita kan mengedukasi ya, even ke ibu-ibu, saya bilang bahwa gak semua oang bisa jadi entrepreneur sebetulnya. Tapi yang perlu dilakukan adalah menguatkan ekosistem kita. Jadi misalnya yang di daerah itu jago di produksi, dia gak jago di marketing. Maka marketing itu harus diambil dari yang melek teknologi, jadi ada supply chain seperti itu. jadi barang yang mereka produksi yang perlu jual itu gak perlu mereka, tapi orang lain. Kan banyak ya yang jago marketing,” papar Diah Yusuf.

“Jadi ekosistem inilah yang harus dikuatkan, termasuk ekosistem pendanaannya, mentorship-nya, business advisory-nya. Jadi memang gak bisa dilakukan sendiri. Nah sementara ini yang aku lihat pemerintah itu mengharapkan satu orang itu melakukan semuanya. Dengan kita melihat pelatihan-pelatihan yang mereka lakukan, itu sepertinya semua orang harus bisa marketing, semua orang harus tahu tentang digitalisasi, sementara di daerah itu gak mungkin (mengerti tentang digitalisasi),” lanjut Diah Yusuf.

Baca Juga: Bantu UMKM untuk Beralih Ke Digital, TikTok Hadirkan Pelatihan Maju Bareng TikTok, Simak Programnya Yuk!

Baca Juga: Dukung UMKM Lokal, Shopee 11.11 Big Sale Gaet Basboi dan Ladang Lima untuk Rajut Budaya Melalui Karya, Seru Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan