Tradisi jemur kasur di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi (Suara.com/edited by HerStory)
Keduanya saling memiliki keterikatan dalam kehidupan pasutri, mulai keterkaitan asmara yang terus dipupuk dan pundi-pundi keberanian untuk membangun perekonomian yang kayak, dari dua unsur tersebut diyakini mampu menjaga keharmonisan rumah tangga.
"Kalau sudah cintanya terus dibangun dan ditopang dengan kerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, barulah rumah tangga bahagia itu akan tercapai," cetus Purwadi.
Bahkan hingga kini, setiap orang tua di Desa Kemiren yang memiliki anak perempuan yang segera menikah, mereka memberi sebuah hadiah kasur merah hitam sebelum memberi kebutuhan-kebutuhan lain, hal ini beriringan dengan doa orang tua agar buah hatinya bahagia membangun rumah tangga baru.
"Orang sini kalau punya anak perempuan pasti diberikan kasur merah hitam sebelum membeli kebutuhan lainnya," ungkapnya
Sebagai informasi, tradisi mepe kasur merupakan salah satu dari rangkaian upacara adat tumpeng sewu di Desa Kemiren yang digelar setiap minggu pertama bulan Dzulhijjah antara hari Kamis atau Minggu.
Upacara adat tumpeng sewu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur warga suku Using atau Osing terhadap nikmat yang telah diberikan sang pencipta.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.