Gula pasir dan gula merah. (pinterest/freepik)
Sebuah riset pada 2009 menunjukkan hubungan positif antara konsumsi glukosa dan penuaan sel, yang menyebabkan keriput hingga penyakit kronis.
Penuaan otak juga dapat dipicu oleh konsumsi gula berlebih. Penelitian pada 2012 menemukan efek dari konsumsi gula berlebih terhadap otak, yakni defisiensi memori dan kesehatan kognitif secara keseluruhan.
Studi epidemiologis menunjukkan korelasi mencolok antara penambahan berat badan dan konsumsi gula.
Sebuah penelitian yang mengamati data dari 75 negara pada 1997-2010 menemukan kenaikan 1am konsumsi soft drink membuat 4,8 dari 100 orang mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, 2,3 dari 100 orang menjadi obesitas.
Ini adalah salah satu alasan kenapa gula disebut Silent Killer. Konsumsi fruktosa berlebih dapat meningkatkan kondisi yang disebut resisten leptin.
Leptin merupakan hormon yang memberi tahu tubuh kita jika sudah cukup makan. Tapi masalahnya, kita sering mengabaikan sinyal yang dikirimkan otak itu.
Parahnya, jika leptin ini tak berfungsi sehingga membuat kita makan secara berlebihan sehingga menyebabkan obesitas.
Lalu, kenapa jadi pembunuh diam-diam? Karena kondisi tersebut tanpa gejala dan tanpa adanya peringatan.
Jika berat badan kamu bertambah dalam setahun terakhir dan tak tahu penyebabnya, coba perhatikan lagi berapa banyak gula yang kamu konsumsi.
Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi gula harian per orang adalah 10i total energi (200 kkal), atau setara dengan 4 sendok makan (50 gram).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: