Ilustrasi ibu memarahi anak. (Freepik/Edited by HerStory)
Penelitian menemukan bahwa dibandingkan dengan anak-anak yang menerima kehangatan dan penerimaan dari orangtua mereka, anak-anak yang selalu dikendalikan oleh orangtuanya kemungkinan akan memiliki harga diri yang lebih rendah.
Orangtua yang kerap mengkritik, mengabaikan, dan meremehkan anak sebagai cara untuk menghukum ketika mereka gagal memenuhi harapan orangtua, akan menghasilkan anak yang bingung dan heran mengenai apa kesalahannya.
Ketika seorang anak menghadapi perilaku keras dalam periode waktu yang lama, harga diri mereka menjadi sangat rendah dan identitas diri mereka terdistorsi. Mereka mulai meremehkan diri mereka sendiri dan tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri.
Kerap mendikte anak akan secara signifikan mengurangi kepuasan hidup pada anak, di mana mereka merasa tidak bahagia dan sangat tidak puas dengan kehidupan mereka.
Kemunduran umum dalam kualitas hidup sering mengakibatkan gejala depresi pada anak. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa pola asuh mendikte sangat berkorelasi dengan depresi.
Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang suka mengendalikan, cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang manipulatif. Mereka meneruskan teknik manipulatif ini dari orangtua mereka dan menerapkannya pada pasangan mereka atau kemudian mengadopsi ideologi pengasuhan yang sama untuk anak-anak mereka.
Anak-anak ini juga akan gagal belajar menetapkan batasan pribadi di masa dewasa mereka. Ini karena sejak kecil, mereka tidak memiliki batasan pribadi. Mereka diperlakukan sebagai perpanjangan dari keinginan orangtua mereka, di mana batas-batas mereka menyatu dengan orangtua mereka.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.