Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. (Instagram/@rahayusaraswati)
Rahayu Saraswati memulai kariernya sebagai aktris di mulai dari zaman sekolah saat ia menjadi pemeran utama dalam drama club dan kembali ke Indonesia sebagai aktris dari film trilogi yang mengisahkan tentang perjuangan di Indonesia; Merah Putih (2009), Merah Putih II: Darah Garuda (2010), Merah Putih III: Hati Merdeka (2011).
Ia juga menjadi Co-Host di tahun 2010 pada acara Talk Indonesia yang tayang di salah satu TV swasta.
Untuk karier politik, dimulai dari rasa tertariknya untuk memerangi kasus perdagangan manusia. Ia pun mendirikan Yayasan Parinama Astha (ParTha) di tahun 2012 yang bergerak pada bidang pemberantasan perdagangan manusia khususnya pada wanita, ibu dan anak.
Salah satu kasus perdanganan yang pernah terungkap oleh Sara berserta tim dari Yayasan ParTha adalah penggerebekkan karaoke Venisia di BSD, yang mana di dalamnya terdapat praktik perdagangan manusia.
Pada 2013, Sara bergabung di Partai Gerindra dan ditugaskan di Dapil Jawa Tengah IV meliputi Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
Setelah itu, ia sampai ke Senayan dengan mengantongi 47.542 suara dan memilih ditempatkan di Komisi VIII yang langsung bermitra dengan Komisi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Sosial, Kementerian Agama, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama masa jabatnya, Rahayu Saraswati beberapa kali turun tangan secara langsung untuk memberantas kasus perdagangan manusia dan kekerasan terhadap wanita.
Ia terlibat dalam pengesahan UU Pesantren dan UU Disabilitas dan juga ikut dalam pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang sayangnya belum disahkan sampai sekarang.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: