Menu

Didukung Danone Indonesia, IGC Deklarasikan Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional untuk Pencegahan Stunting

17 Oktober 2022 17:24 WIB
Didukung Danone Indonesia, IGC Deklarasikan Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional untuk Pencegahan Stunting

(Ki-ka) Dewan Pakar IGC, Hindah Muaris; Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan; dan Medical Science Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Basrowi, MKK. (Riana/HerStory)

Sekedar informasi, IGC merupakan komunitas non-profit, wadah berkumpul dan berkarya untuk memajukan Indonesia melalui kecintaan terhadap makanan dan minuman beserta nilai kebudayaannya, Moms.

IGC memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan kontribusi nyata melalui pemberdayaan, penguatan, dan peningkatan nilai tambah serta daya saing makanan dan minuman Indonesia di kancah nasional maupun internasional.

Setidaknya, ada delapan ahli yang berperan dalam menyusun konsesus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk penanganan stunting yaitu, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum; Dokter Gizi dan juga President of Indonesian Nutrition Association, Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK; Chef, Stefu Santoso; Dewan Pakar IGC, Hindah Muaris; Legislatif (DPR) Komisi 9, Abidin Fikri; Perwakilan GAPPMI selaku Pelaku Industri, Patricia Tobing; Pakar Sosio-Antropologi dan Psikologi Komunitas, Dr. Endang Mariani Rahayu, M.Psi; serta Pengamat Media dari Kompas Gramedia Group, Ninuk M Pambudy.

Dan untuk lebih detailnya, berikut isi deklarasi Perkumpulan Komunitas Pecinta Gastronomi Indonesia dalam mencegah stunting: 

1. Tantangan Eksistensial Bangsa 

Bahwa satu dari empat anak balita Indonesia menderita stunting yang ditandai tubuh kerdil, rawan kematian dini, dan rusak otak (cognitive impairment atau IQ rendah). Pada 2021 ada 24,44 balita terlahir dengan kondisi menyedihkan ini. Apabila tidak ada upaya pencegahan yang sistematis, terstruktur, dan masif, akan hilang satu generasi tunas bangsa yang sejatinya modal bagi Indonesia dalam meraih bonus demografi. 

2. Problem Multidimensi

Bahwa masalah stunting bukan hanya persoalan nutrisi, kesehatan balita, atau akses ke makanan/hidrasi yang sehat saja, tetapi juga menyangkut pendidikan, informasi, penghasilan keluarga, domisili, karakteristik komunitas, norma setempat, dan dimensi kebudayaan secara umum. Cara pandang dan upaya menanggulangi masalah stunting ini tak bisa hanya business as usual tetapi harus ada sense of crisis dan mindset yang perlu perubahan radikal. 

3. Dari Sadar Menuju Gerakan 

Bahwa perubahan hanya akan terjadi apabila muncul kesadaran bahwasanya perbaikan signifikan tidak bisa dilakukan sendirian tapi harus bersama-sama. Lintas instansi dan multisektoral pada lingkup pemerintahan serta dari komunitas terkecil di pedesaan hingga pucuk pimpinan tertinggi di level negara. Muaranya haruslah pada gerakan masyarakat peduli pencegahan stunting seantero Nusantara. 

4. Strategi Gastronomi Cegah Stunting 

Bahwa pemantapan asupan nutrisi berbasis pangan lokal memperbaiki status gizi dan kesehatan keluarga sehingga terhindar dari stunting. Pangan, hidrasi, dan kuliner tradisional berbasis kearifan lokal bisa menjadi faktor kunci sukses atau the game changer dalam upaya bangsa menanggulangi dan mencegah stunting dari bumi Indonesia.

Baca Juga: Tingkatkan Ketersediaan Air Bersih untuk Ibadah, Danone Hibah Sumur Bor dan Sanitasi di 10 Pesantren

Baca Juga: Sangat Penting untuk Tumbang Janin, Intip Yuk Jumlah Gizi yang Harus Moms Hamil Penuhi Setiap Harinya, Kira-kira Berapa Banyak Ya?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan