Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik/Edited by HerStory)
Normal dan harus. Kalau gak ada perasaan itu mungkin kita bakalan kayak terserah mau ngapain. Jadi memang harus ada, kita dalam motivasi ngapa-ngapain nyala karena si cemas itu. Tapi juga nggak boleh berlebihan.
Ibu yang anaknya masih bayi, ketika ibu ini pikirannya selalu negatif, nggak bisa punya motivasi untuk melakukan hal yang menyenangkan, self care-nya drop semua, jadi nggak mau makan, gak mandi, marah-marah sama semua orang, kemudian juga kehilangan rasa Bahagia ketika berinteraksi atau bonding dengan anak, bila itu terjadi dalam waktu 2 minggu lebih berarti butuh bantuan profesional.
Tapi kalau kadang-kadang nangis, kadang-kadang marah, namanya Ibu pasti itu pernah terjadi di hari-hari kita.
Ciri-ciri cemas masing-masing orang beda. Ada yang bisa rasakan di badan, misalnya deg-degan, kuping panas, kaki bergetar, pusing, perut sakit. Yang penting, kalau itu terjadi kita langsung aware kalau kita cemas.
Jawabannya sebetulnya tak ada di teks book. Hanya saja tantangannya, kalau dulu zaman orang tua kita dibandingkan dengan tetangga sebelah, saudara. Kalau sekarang, bangun lagi sudah bisa lihat ponsel membandingkan dengan orang lain. Memang tantangan terbesar ibu zaman sekarang adalah menahan rasa ingin sempurna. Kita sering merasa rumput tetangga lebih hijau.
Jadi ibu yang baik itu buka berarti yang semua parentingnya perfect ya Moms. Justru kita dikasih anak untuk men-develop diri kita seperti apa. Jadi ibu yang baik bukan yang sempurna. Tapi fokus kita adalah kembangkan diri, keluarga, dan anak.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.