Menu

9 dari 10 Ibu Punya Perasaan Positif saat Memiliki Support System yang Baik, 5 Kiat Ini Mujarab Dukung Kesehatan Mental Ibu!

22 Desember 2022 16:40 WIB

Survei Orami: 70% Ibu Yang Memiliki Waktu Untuk Diri Sendiri Cenderung Punya Perasaan Positif Sebagai Ibu (Press Release/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Memperingati Hari Ibu, Orami meluncurkan survei yang mengupas tentang pentingnya self-love bagi Ibu serta pentingnya dukungan dan supporting system untuk kesehatan mental Ibu di Indonesia.

Melalui survei ini, Orami ingin memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan mental Ibu serta kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental yang dialami Ibu. Survei ini dilaksanakan selama bulan November dan melibatkan lebih dari 1200 Ibu pengguna aplikasi Orami yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

Isu kesehatan mental ibu merupakan isu yang begitu penting. Berdasarkan data WHO tahun 2019 , di seluruh dunia sekitar 10% ibu hamil dan 13% ibu melahirkan mengalami gangguan mental, dimana mayoritas dari mereka mengalami depresi awal.

Bahkan di negara berkembang, angka tersebut lebih tinggi yaitu sekitar 15,6% selama hamil dan 19,8% setelah melahirkan. Adapun gangguan mental tersebut disebabkan salah satunya adalah faktor lingkungan sekitar yang belum menjadi support system atau sistem pendukung yang kondusif bagi kesehatan mental ibu. 

Survei Orami juga mencatat bahwa 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu. Adanya kondisi tersebut berkaitan dengan kurangnya waktu bagi mereka untuk diri sendiri atau me-time.

Ibu yang tidak memiliki waktu untuk diri sendiri dipengaruhi oleh faktor seperti kurangnya dukungan dari sekitar termasuk lingkungan, pasangan dan keluarga. Survei Orami pun menemukan bahwa 7 dari 10 Ibu belum pernah mengakses layanan psikolog.

Alasan yang diberikan oleh responden cukup beragam, seperti merasa belum membutuhkan, tidak memiliki waktu dan biaya, serta memiliki support system (suami, anak dan keluarga) yang cukup baik.

Pentingnya Me-Time dan Support System yang Baik

24,5% Ibu mengaku tidak memiliki waktu untuk diri sendiri (me time). Hal ini disebabkan oleh lima faktor utama yaitu, tidak adanya orang lain yang membantu pekerjaan rumah tangga, kesibukan mengurus kegiatan domestik rumah tangga, faktor pekerjaan, adanya perasaan harus 100% untuk keluarga serta adanya batasan dari pasangan.

Meskipun begitu, hasil survei Orami menyatakan bahwa perasaan Ibu bahagia berbanding lurus dengan me-time atau waktu untuk diri sendiri yang didapatkan oleh Ibu. Hampir 70% Ibu yang memiliki me-time cenderung memiliki perasaan positif sebagai ibu seperti bahagia, puas, bangga dan percaya diri.

Adapun ragam aktivitas yang dilakukan oleh para Ibu ketika sedang menghabiskan waktu untuk diri sendiri, mulai dari membuka media sosial, menekuni hobi (olahraga, menonton film dan mendengarkan musik), berbelanja serta hangout bersama teman-teman untuk makan di luar.

Me-time juga sangat erat hubungannya dengan peran support system baik dari suami, orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar. 9 dari 10 Ibu memiliki perasaan positif ketika memiliki support system yang baik dari suami, anak, orang tua, teman, dan lingkungan sekitar.

Menariknya, orang tua menjadi support system utama seorang Ibu sebesar 71%, disusul oleh suami (61%), saudara kandung (42%), dan pendukung lainnya seperti teman dekat, nanny dan komunitas. Bagi pasangan rumah tangga yang melakukan pembagian tanggung jawab aktivitas domestik, 94% suami mendukung Ibu untuk memiliki pekerjaan dan 46% Ibu memiliki pekerjaan, baik tetap maupun sampingan, yang dilakukan sambil mengurus pekerjaan rumah tangga. 

Kiat untuk Mendukung Kesehatan Mental Ibu

Setelah melihat pentingnya memiliki waktu sendiri dan peran support system yang baik, terdapat banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan mental Ibu. Upaya ini berupa tindakan konkret maupun gagasan berpikir yang dapat dimulai dari diri sendiri (Para Ibu), Suami, Anak, Orang tua, dan Lingkungan Sekitar, di antaranya:

1. Mulai dari Diri Sendiri (Para Ibu)

Sebagai seorang Ibu, saya dapat menanamkan rasa berhak memiliki me-time dalam diri sendiri, meminta dukungan suami dan keluarga dalam setiap hal, memulai hobi yang disenangi, dan mencoba terbuka untuk mendapatkan konsultasi dengan psikolog.

2. Mulai dari Suami

Sebagai seorang Suami, saya dapat menghargai pasangan, membantu pasangan dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan rumah, serta menjadi sandaran hidup dan teman berbagi cerita bagi pasangan.

3. Mulai dari Anak

Sebagai seorang Anak, saya dapat mengikuti dan menghargai pendapat dari orang tua, berbakti kepada kedua orang tua, dan sopan dalam berbicara, bertindak  dan mengutarakan pendapat kepada orang tua.

4. Mulai dari Orang tua

Sebagai orang tua dari seorang Ibu, saya dapat menghargai dan mendukung setiap keputusan anak terkait urusan keluarganya serta berbagi pengalaman dalam membangun keluarga yang baik.

5. Mulai dari Lingkungan Sekitar

Sebagai pihak dari lingkungan sekitar, saya dapat menghindari mengusik kehidupan pribadi keluarga lain, tidak menyebarkan gosip atau berita bohong di lingkungan sekitar  serta memberikan bantuan secara emosional dan bersikap terbuka jika dibutuhkan. 

Artikel Pilihan