Menu

Duh... Studi Ungkap Penyakit Hati Berlemak Bisa Sebabkan Masalah Neurologis Seperti Demensia, Ternyata Ini ‘Biang Keroknya’!

28 Desember 2022 06:25 WIB

Ilustrasi penyakit perlemakan hati atau fatty liver (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Beauty, jutaan orang memiliki penyakit hati berlemak atau fatty liver tahap awal, tetapi tak mengetahuinya karena kurangnya gejala yang jelas. 

Namun, kegagalan untuk mengelola kondisi ini secara tepat waktu dapat membuka jalan bagi komplikasi di masa mendatang.

Menurut sebuah studi baru oleh King's College London, penyakit hati berlemak yang disebabkan oleh makan terlalu banyak gula dan lemak dapat menyebabkan disfungsi otak yang parah.

Detail tentang studi

Untuk melakukan penelitian, para ilmuwan dari University of Poitiers, Prancis, memberi makan dua jenis makanan berbeda kepada tikus.

Separuh dari tikus diberi diet dengan tidak lebih dari 10 persen lemak dalam asupan kalori mereka. Setengah lainnya memiliki 55 persen lemak dalam total asupan kalori mereka.

Setelah 16 minggu, para peneliti menguji dampak diet kedua kelompok tersebut terhadap fungsi hati dan otak mereka.

Mereka menemukan bahwa tikus yang mengonsumsi kadar lemak lebih tinggi mengembangkan NAFLD (penyakit hati berlemak non-alkohol), resistensi insulin, dan disfungsi otak. Mereka juga dianggap obesitas.

Temuan kunci lain dari penelitian ini

Seiring dengan berkembangnya NAFLD, para peneliti menemukan bahwa tikus dalam kelompok ini memiliki kadar oksigen yang lebih rendah.

Para peneliti mencatat bahwa jumlah dan ketebalan pembuluh darah dipengaruhi NAFLD.

Dengan lebih sedikit oksigen yang dikirim, beberapa sel mulai mengonsumsi lebih banyak oksigen saat otak meradang.

Hubungan antara aliran darah ke otak dan demensia

Para ilmuwan telah menemukan bahwa aliran darah yang berkurang ke otak dan pembuluh darah yang kaku yang mengarah ke organ terkait dengan demensia.

Kekurangan oksigen akhirnya membunuh sel-sel otak, menyebabkan defisit kognitif yang nyata.

Peneliti menyampaikan keprihatinan

Dokter Anna Hadjihambi, penulis utama studi ini, menyebut temuan itu "sangat memprihatinkan".

"Sangat memprihatinkan untuk melihat efek akumulasi lemak di hati pada otak, terutama karena sering dimulai dengan ringan dan dapat ada diam-diam selama bertahun-tahun tanpa orang tahu mereka memilikinya," katanya, dikutip dari Times of India, Rabu (28/12/2022).

“Penelitian ini menekankan bahwa mengurangi jumlah gula dan lemak dalam makanan kita tidak hanya penting untuk mengatasi obesitas, tetapi juga untuk melindungi hati untuk menjaga kesehatan otak dan meminimalkan risiko berkembangnya kondisi seperti depresi dan demensia selama penuaan, ketika kita otak menjadi lebih rapuh," tambahnya.

Hasil studi mengkonfirmasi temuan sebelumnya

Temuan ini juga memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan NAFLD dapat menggandakan risiko demensia, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology.

Menurut penelitian ini, aliran darah yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah ke otak, sehingga membentuk hubungan antara NAFLD dan demensia.