Menu

Dibuat dengan Pewarna Alami Tumbuhan, Keindahan Kain Tenun Sikka Siap Mendunia, Intip di Sini Beauty!

09 Februari 2023 17:18 WIB

Para pembicara berfoto bersama model yang memeragakan koleksi tenun ikat Sikka hasil program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Pendopo di Kabupaten Sikka, NTT. (Nailul Iffah/HerStory)

HerStory, Tangerang Selatan —

Beauty, dalam upaya melestarikan keragaman budaya yang ada di Indonesia, Pendopo berkolaborasi dengan LSM, pemerintah daerah, dan desainer lokal melakukan program pendampingan masyarakat adat tenun ikat Sikka di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program pendampingan ini sudah berjalan sejak bulan September 2021 hingga Oktober 2022, menjangkau lebih dari 90 penenun dari 4 kelompok tenun.

Setelah menjadi tenun yang indah, kain tenun ikat Sikka pun dirancang menjadi berbagai produk lewat kemahiran desainer lokal dan dipasarkan melalui Pendopo.

Selain meningkatkan perekonomian penenun hingga 122%, Pendopo juga menerbitkan sebuah modul sebagai panduan standarisasi tenun dan bahan pembelajaran bagi penenun baru sebagai wujud komitmen Pendopo dalam pelestarian budaya Indonesia.

Tenun ikat Sikka sendiri adalah salah satu kekayaan budaya nusantara yang berasal dari Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Dibuat dengan teknik pewarnaan ikat dan proses menenun yang bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, warisan wastra ini terus dipertahankan karena bernilai filosofis dan estetika tinggi.

Tenun ikat Sikka juga telah terdaftar sebagai salah satu indikasi geografis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Maret 2017 lalu.

Tasya Widya Krisnadi, selaku Direktur Pendopo, menjelaskan, Pendopo hadir sebagai sebuah ekosistem pendorong pengembangan produk lokal dan pelestarian budaya Indonesia melalui tiga fokus utama.

"Yaitu, pengembangan produk, kolaborasi dengan para pengrajin, pemerintah, maupun desainer lokal, lalu memperkenalkannya pada publik melalui pengalaman ritel kami. Salah satu wujudnya adalah program pendampingan dan pelatihan di Sikka yang kami lakukan," tutur Tasya, saat acara Media Briefing 'Benang Merah Sikka', di Pendopo Alam Sutera, Mal Living World, Tangerang Selatan, Kamis (9/2/2023).

Tasya melanjutkan, sejak awal program pendampingan yang dimulai pada September tahun 2021, masih banyak potensi baik dari produk tenun maupun SDM penenun yang bisa dikembangkan.

Untuk itu, Pendopo bekerjasama dengan sebuah yayasan dan pemerintah daerah mengadakan 29 kali program pelatihan dan pendampingan secara berkala dalam rentang waktu Desember 2021 hingga September 2022.

Materi yang diberikan termasuk pelatihan SDM (termasuk regenerasi penenun), penyusunan laporan keuangan, manajemen produksi dan penerimaan pesanan, hingga pembuatan demplot (metode penyuluhan) pewarnaan alam (re-planting).

Selain itu, Pendopo juga memberikan workshop ekonomi kreatif untuk menggali potensi, menghadirkan inovasi, dan mengeksplorasi produk turunan dari tenun ikat Sikka sesuai dengan selera masa kini.

"Saya ingin membantu melestarikan budaya, tak hanya batik saja yang kenal banyak orang tapi saya juga ingin memperkenalkan kain tenun ikat Sikka ke dunia," tutup Tasya.

Artikel Pilihan