Menu

Mengenal 10 Sosok Sociopreneurs Masa Depan, Pemenang ‘Every U Does Good Heroes 2022’ Lengkap dengan Program Unggulannya

29 Maret 2023 07:55 WIB

Para Pemenang ‘Every U Does Good Heroes 2022’ (Noorma/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kemarin Unilever Indonesia mengumumkan 10 pemenang ‘Every U Does Good Heroes’ dengan program yang memiliki tujuan dan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

Sosok-sosok yang kelak akan menjadi sociopreneurs tersebut diharapkan mampu memberikan dampak yang luas sekaligus menginspirasi banyak pihak, terutama generasi muda untuk terus menebar kebaikan.

Pemilihan 10 pemenang dari hasil submission sebanyak 200 pendaftar ini dilakukan dengan fokus pada pilar ‘The Unilever Compass’. Kristy Nelwan selaku Head of Communication and Chair of Equity, Diversity & Inclusion Board Unilever Indonesia mengatakan bahwa proses pemilihan para heroes harus melewati diskusi panjang para mentor.

“Di mulai dari tahun 2021, Every U Does Good Heroes ingin membangun Indonesia yang lebih hijau, sehat, sejahtera, adil, dan inklusif. Ini sebuah keberhasilan buat kita karena bisa menemukan anak muda Indonesia yang punya purpose untuk menyelesaikan masalah di lingkungan mereka,” ungkapnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Selasa (28/3/2023).

Dalam proses pemilihan tersebut, ia menyebutkan bahwa sebagai juri mereka harus ingat akan tujuan serta pilar yang menjadi dasar bagi Unilever. Oleh karena itu, terpilihlah 10 heroes dengan program beragam namun mencakup tujuan kebaikan yang dijunjung oleh Unilever.

Yuk, kenali para heroes sesuai pilar kebaikan yang dibawakan mereka lewat program-programnya!

A. PILAR “MEMBANGUN PLANET YANG LEBIH LESTARI”

1. Joshua Christopher Chandra – Plastic for Nature (Plana)

Menghadirkan inovasi berupa material terbarukan (PlanaWood) yang terbuat dari 60% gabah padi dan 30% sampah plastik sebagai substitusi dari kayu natural. Selain lebih ramah lingkungan, solusi PlanaWood juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan membeli sampah gabah padi mereka.

Berangkat dari purpose berkontribusi untuk lingkungan, pendidikan dan pengembangan masyarakat, kini Joshua makin melebarkan sayap Plana ke ranah edukasi, yaitu dengan menyediakan perlengkapan sekolah dengan Sustainable Material PlanaWood untuk Saung Baca Garpu: rumah belajar bagi anak-anak pemulung di TPU Pondok Kelapa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Plana juga menyusun rencana untuk memberikan edukasi tentang pentingnya sustainable living melalui program PlanA Talks dan juga Konten Kreatif di sosial media Plastic For Nature.

2. Tri Patrisya BR. Sibarani – Water Coin Indonesia

Water Coin menyediakan mesin penyaring dan distribusi air minum agar masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan air minum yang aman sambil mengubah kebiasaan meminum air kemasan dari botol plastik.

Water Coin juga memanfaatkan sistem otomasi digital dan energi baru terbarukan, serta mampu menyaring air dari berbagai sumber menjadi air minum.

Selain mengurangi masalah yang dihasilkan industri air minum kemasan, Water Coin turut mendorong gaya hidup zero waste, dan menjaga lingkungan melalui inovasi yang berkelanjutan

3. Siti Suci Larasati – Aksata Pangan

Indonesia adalah penghasil sampah makanan terbesar kedua se-dunia. Sepertiga dari makanan yang diproduksi dan dikonsumsi berujung hilang (Loss) atau terbuang (Waste), dimana 40% sampah di TPA adalah sampah makanan.

Mirisnya, saat Indonesia kehilangan Rp330 triliun setiap tahunnya dari sampah makanan, 22 juta masyarakat Indonesia masih tidur dalam keadaan kelaparan. Menyikapi hal ini, Laras ingin ikut mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dengan mengelola food loss dan food waste melalui distribusi dan redistribusi pangan.

Laras secara khusus mempelajari peran food bank di dunia, dan mulai mendirikan Aksata Pangan ini dengan konsep food bank, yang secara umum berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan yang nantinya akan dibagikan pada masyarakat yang mengalami kerawanan pangan.

4. Amelia Nugrahaningrum – Genau Indonesia

Amel ingin menjadikan hutan lebih dari sekedar paru-paru dunia, namun juga sumber kekayaan pangan yang sehat, murah, dan ramah lingkungan.

Melalui salah satu programnya, “Ramban Rimba”, Amel melakukan sejumlah inisiatif di Hutan Petungkriyono, Jawa Tengah, yaitu: (1) Mendekatkan hutan pada anak-anak usia sekolah dan memberikan pengetahuan tentang tanaman pangan hutan melalui edukasi ramban (2) Mengadakan wisata jelajah alam berkelanjutan, dan (3) Melatih warga sekitar untuk meramban dengan cara yang ramah lingkungan.

B. PILAR “MENINGKATKAN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”

1. Jesica Claudia – Ibunda.id

Dengan purpose menyediakan akses layanan kesehatan mental berbasis teknologi yang aman, nyaman, dan accessible bagi semua orang – tak terkecuali untuk teman-teman penyandang tuli, Ibunda.id ingin mendukung teman penyandang tuli yang memiliki masalah kesehatan mental agar bisa mendapatkan bantuan dari tenaga profesional.

Melalui gerakan #Undeafeated, akan dilakukan kelas online gratis, konseling secara online maupun offline bersama para psikolog yang bersertifikasi bahasa isyarat, hingga bentuk konten edukasi lainnya.

2. Yuga Putri Pramesti – Seribu Projects - Nutrichampion

Percaya bahwa nutrisi merupakan salah satu kunci memajukan negeri, Yuga ingin memberdayakan remaja putri di Nusa Tenggara Barat agar sadar akan pentingnya nutrisi, di mana nantinya program ini akan melantik kader remaja putri untuk menjadi perpanjangan tangan dalam menyelesaikan isu nutrisi di antara teman sebaya.

Upaya ini diharapkan bisa menjadi sebuah bentuk intervensi untuk membantu menekan angka stunting melalui perbaikan status gizi sejak usia remaja/ pra-nikah.

C. PILAR “BERKONTRIBUSI PADA MASYARAKAT YANG LEBIH ADIL DAN INKLUSIF”

1. Tito Tri Kadafi – Bastra ID

Cilegon terdata sebagai kota paling intoleran nomor 3 di Indonesia (Setara Institute). Kondisi ini berpotensi bisa menjadi semakin keruh akibat pemerolehan informasi masyarakat yang tak kredibel dan komprehensif.

Tito percaya bahwa dengan meningkatkan keterampilan berbahasa dan sosio-emosional secara optimal, anak muda di sekolah bukan sekadar belajar, tetapi juga bertumbuh ke arah pemikiran yang lebih toleran, adaptif, dan asertif.

Mengusung #BahasaUntukPerubahan, Bastra ID ingin membentuk pelajar Provinsi Banten untuk menjadi negosiator ulung terhadap isu keberagaman melalui Kartu Berembug: media permainan kartu yang mengajarkan tentang negosiasi kepada siswa SMP dan SMA; serta kelas ‘Remaja Belajar Menulis Konten’ yang mengusung tema penulisan tentang keberagaman, yang telah memasuki edisi ke-6.

2. Robinson Sinurat – Yayasan Mimpi Besar Indonesia

Robinson ingin melihat Indonesia yang lebih menghargai perbedaan, toleran, saling menghargai, dan saling membantu terlepas latar belakang mereka. Salah satu program yang ia gagas adalah ‘Dialogue in Diversity’ yang akan dijalankan di Makassar sebagai salah satu kota dengan indeks toleransi terendah di Indonesia.

Program ini berupaya mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman melalui berbagai platform, sambil memberdayakan pemuda lokal sebagai penggerak perdamaian. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan antara lain adalah kampanye sosial, lokakarya, seminar interaktif dan dialog antar agama.

3. Muhammad Sofwan Maulana Shaleh – Infiartt Learning Class

Gerakan ini timbul dari keresahan Sofwan (sebagai penyandang disabilitas netra) terhadap teman-teman netra yang sebenarnya bisa jauh lebih produktif. Apalagi di tengah perkembangan teknologi yang harusnya dapat memudahkan disabilitas netra dalam beraktivitas.

Namun faktanya, literasi teknologi pada disabilitas netra masih sangat rendah karena penyebaran pengetahuan yang belum merata. Untuk itu, gerakan ini ingin meningkatkan literasi teknologi bagi disabilitas netra dengan membangun platform pembelajaran online terstruktur berupa E-Learning yang mana materinya dirancang agar mudah diakses oleh teman-teman disabilitas netra.

4. Jacqueline Kezia – AAC Berkata

Anak-anak autistik membutuhkan cara berkomunikasi yang berbeda dari orang pada umumnya. Karena kesulitan untuk mengekspresikan keinginan mereka, sering terjadi kesalahpahaman pesan antara mereka dengan lingkungannya.

Jacqueline tergerak untuk memberikan solusi melalui AAC Berkata: aplikasi yang memanfaatkan gambar dan audio untuk membantu teman-teman autistik dengan kemampuan verbal yang minim agar dapat berkomunikasi dengan baik, memudahkan mereka untuk berinteraksi dengan teman neurotypical-nya, hingga akhirnya meningkatkan kualitas kehidupan sosial mereka.

Nah Beauty, semoga kiprah ke-10 heroes di atas menginspirasimu, ya!

Artikel Pilihan