Menu

Nobatkan 4 Pemenang, L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023 Dukung Kontribusi Perempuan Peneliti Indonesia Lakukan Terobosan Baru

25 November 2023 09:43 WIB

Acara L’Oréal-UNESCO For Women in Science dalam meningkatkan peran perempuan peneliti Indonesia melalui ajang penghargaan, pendanaan riset, pendampingan dan komunitas sains internasional. (Press Release)

HerStory, Jakarta —

Masih dalam merayakan momentum Hari Pahlawan, L’Oréal-UNESCO For Women in Science kembali mendukung kiprah para perempuan peneliti Indonesia yang merupakan salah satu sosok pahlawan di bidang sains. Tahun ini, ada empat perempuan yang masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100.000.000. 

Seperti diketahui, sejak tahun 2004, L’Oréal-UNESCO For Women in Science yang merupakan kerjasama L’Oréal Indonesia dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) serta dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah memberikan dukungan pendanaan kepada 71 ilmuwan perempuan di Indonesia. 

Dukungan ini telah membantu para perempuan peneliti dalam melakukan penelitian dan eksplorasi ilmiah, serta mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan di bidang ilmu pengetahuan. Lebih lanjut, kegiatan L’Oréal-UNESCO For Women in Science dirancang untuk mengakselerasi pertumbuhan jumlah perempuan peneliti di Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa program L’Oréal-UNESCO For Women in Science memberikan dampak positif melalui platform khusus untuk mendorong inovasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan, baik dalam kategori life sciences maupun non life sciences. Dukungan fasilitas penelitian, pendanaan, dan lingkungan kerja yang kondusif adalah kunci kesuksesan penelitian. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan penelitian yang inovatif, berdampak luas, dan berpotensi mengubah dunia,” ungkap Dr. Itje Chodidjah, M.A., Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

“Kami percaya bahwa dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan. Dalam mencapai kesuksesan program For Women in Science di Indonesia, kami sangat bersyukur atas kemitraan kami dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Lebih dari sebatas kemitraan, dengan sinergi ini, kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendorong kenaikan jumlah maupun kapabilitas peneliti perempuan, memajukan dunia sains di Indonesia, dan menjadi katalis lahirnya berbagai inovasi yang akan berguna bagi banyak khalayak.,” Ungkap Junaid Murtaza, President Director, L’Oréal Indonesia.

Pada tahun ini, dengan memanfaatkan potensi keanekaragaman hayati Indonesia, keempat proposal penelitian National Fellows L'Oréal-UNESCO For Women In Science 2023 menghadirkan terobosan di bidang ketahanan pangan dan kesehatan. Hal ini membawa satu kebaruan yang menarik dan berbeda dibanding proposal penelitian sebelumnya. Sumber biodiversitas umumnya dapat terurai secara alami, ramah lingkungan, dan memiliki potensi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 

“Selain itu, penggunaannya dapat mendukung keberlanjutan sumber daya dan berpotensi menggantikan bahan-bahan konvensional yang kurang ramah lingkungan. Indonesia juga dikenal sebagai negara mega-biodiversitas. Kekayaan alam yang berlimpah yang dimiliki Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan penelitian di  bidang  life science maupun non-life science, misalnya untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat nasional maupun global.” Jelas Prof. Dr. Fenny M. Dwivany selaku Dewan Juri For Women in Science.

Keempat perempuan peneliti yang dianugerahkan gelar L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023 National Fellows adalah sebagai berikut:

1. Karlia Meitha, Ph.D. Dosen dari Institut Teknologi Bandung

Karlia Meitha melakukan eksplorasi pengembangan  biokontrol untuk mengatasi penyakit pada buah kakao, komoditas vital bagi petani di Indonesia. Biokontrol yang akan dikembangkan terinspirasi dari interaksi alami antara patogen dengan tanaman kakao yaitu komunikasi dengan menggunakan miRNA untuk saling melemahkan satu sama lain. 

Dengan memanfaatkan interaksi ini diharapkan biokontrol yang dikembangkan akan bersifat  ramah lingkungan dan spesifik atau tidak mengeliminasi mikroba yang menguntungkan dalam budidaya kakao.. Upaya ini tidak hanya mendukung ekonomi petani, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem kakao dan melindungi kekayaan genetik Indonesia dengan pendekatan yang penuh makna.

2. Dr. Widiastuti Setyaningsih S.T.P., M.Sc, Dosen dari  Universitas Gadjah Mada

Berangkat dari keresahan terhadap penurunan kondisi mental masyarakat pasca pandemi COVID-19, Widiastuti memanfaatkan bunga pisang tinggi triptofan sebagai sumber prekursor neurotransmitter serotonin. Ekstraksi komponen ini dalam pengembangan ingredien fungsional, mempermudah formulasinya dengan beragam bentuk produk pangan untuk menjaga kesehatan mental.

Penggunaan bunga pisang juga mendukung program ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan limbah  untuk pembuatan produk yang lebih bermanfaat. Persetujuan komite etika memperkuat kelayakan terhadap penelitian yang etis, menjadikan penelitian ini solusi inovatif untuk menjaga kesehatan mental pasca-pandemi.

3. Pietradewi Hartrianti, S.Farm, M.Farm, Ph.D  Dosen dari Indonesia International Institute for Life Sciences

Pietra  meneliti material untuk bio-printing, yaitu teknologi yang mencetak jaringan biologis untuk aplikasi seperti skrining obat, fokus pada pengembangan metode dan material untuk pencetakan jaringan buatan inovatif untuk uji obat kanker. Penelitian bertujuan menciptakan model 3D jaringan kanker dengan menggunakan keratin dari rambut manusia, meningkatkan akurasi pengujian obat dengan pertimbangan biaya efektif dan dukungan keberlanjutan.

 Upaya Pietradewi dalam modifikasi material untuk bio-printing bertujuan  meningkatkan efisiensi pengembangan obat kanker yang lebih efektif, memberikan harapan untuk mengatasi tantangan serius kanker secara lebih baik.

4. Dr. Fitri Aulia Permatasari, M.Eng. Dosen dari Institut Teknologi Bandung

Pada tahun 2018, Fitri berhasil merancang material karbon kuantum dot (carbon dots) yang memiliki potensi sebagai agen terapi kanker berbasis fototermal. Selama 10 tahun meneliti terkait material carbon dots dan berbagai potensi aplikasinya, Fitri melakukan penelitian lanjutan dengan meneliti tentang penggabungan kurkumin, senyawa yang ditemukan dalam kunyit dan memiliki potensi sebagai agen terapi kanker berbasis fotodinamik. 

Selain itu, material ini juga berpotensi digunakan sebagai agen yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pengiriman obat serta membantu dalam pelabelan sel-sel kanker. Penelitian ini merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi terapi kanker yang lebih efektif dan inovatif, dengan harapan dapat memberikan manfaat signifikan dalam upaya melawan penyakit kanker.

“Kami berharap program L’Oréal-UNESCO For Women in Science ini menjadi pendorong serta membuka akses bagi lebih banyak perempuan peneliti Indonesia untuk mengukir prestasi, membawa inovasi, dan berkontribusi tidak hanya di tanah air, tetapi juga di kancah internasional,” tutup Fikri Alhabsie, Corporate Responsibility Director, L’Oréal Indonesia.

Share Artikel:

Oleh: Azka Elfriza

Artikel Pilihan