Menu

Berhasil Menjadi Penyintas Usai 23 Tahun Jadi Korban NPD, Kartika Soeminar: Wanita Berhak untuk Bahagia!

30 Mei 2024 23:25 WIB

Kartika Soeminar (Herstory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, pernahkah kamu mendengar tentang narcissistic personality disorder atau NPD? Singkatnya, NPD adalah gangguan kepribadian narsistik yang membuat seseorang merasa lebih penting dibandingkan orang lain.

Biasanya, mereka memusatkan segalanya untuk kepentingan dirinya sendiri demi bisa dipandang lebih tinggi bahkan tak jarang lho orang yang mengalami gangguan NPD ini melakukan tindakan negatif atau bahkan berbahaya!

Salah satu wanita penyintas hubungan toxic dengan seorang yang mengidap narcissistic personality disorder adalah Kartika Dyah Soeminar.

Wanita yang akrab disapa Kartika Soeminar itu adalah seorang pengusaha asal Bali dan juga merupakan sosok yang berhasil keluar dari hubungan dengan seorang NPD selama 23 tahun.

Tentu saja bukan hal yang mudah bagi Kartika untuk bisa berada di titik ini. Ia mengungkapkan pengalamannya saat berjuang menghadapi seorang pengidap NPD dan dampak yang paling dirasakan dalam kehidupanya.

"23 tahun menghadapi orang dengan NPD rasanya adalah putus asa, hancur, tidak merasa percaya diri, dan selalu menerima bahwa ini sudah takdir saya," kata Kartika Soeminar saat ditemui oleh tim HerStory di Hotel Aston, Jakarta pada Rabu (15/05/2024).

Menurut Kartika, gak cuma dukungan dari diri sendiri saja yang dibutuhkan dalam menghadapi pengidap NPD. Mental yang kuat, lingkungan yang positif, dan bantuan dari profesional juga membantunya dalam proses healing dari luka yang dalam.

Karena bantuan dari sekitarnya, Kartika akhirnya sadar bahwa dirinya adalah salah satu korban NPD dalam hubungan selama 23 tahun dan ini menjadi titik balik kehidupannya.

"Kebetulan saya juga punya saudara dan teman dekat seorang profesional psikolog. Saya sering mencurahkan isi hati saya kepada beliau dan disitulah saya baru tahu setelah 23 tahun apa itu NPD," ujar Kartika.

Awalnya, ia tak sadar bahwa dirinya terperangkap dalam hubungan dengan seorang NPD. Dalam pernikahannya, Kartika mengaku bahwa ia selalu menunjukkan kebahagiaan di rumah tangganya kepada orang sekitar.

"Selama 23 tahun sebelum saya mengetahui bahwa pasangan saya adalah seorang NPD, kami memang memperlihatkan bahwa hubungan kami baik-baik saja. Jadi, saya memerlukan support dari keluarga saya dan nasehat dari pakar-pakar profesional bagaimana menghadapi atau ingin mengakhiri atau ingin keluar dari hubungan NPD," ucapnya.

Tentu saja banyak sekali pertimbangan yang dipikirkan Kartika saat ingin keluar dari hubungan NPD. Gak cuma lewat nasehat dari sekitar, ia juga mempersiapkan mentalnya untuk mengambil langkah melawan masalah yang dihadapinya.

Meski berat, akhirnya ia berhasil melawan masalah yang dihadapinya usai mendapatkan nasehat dan dukungan dari sekitar.

"Banyak sekali pertimbangan bahwa saya masih dibutuhkan oleh banyak orang sehingga saya diperlukan menjadi seorang yang benar-benar mempunyai mental yang sehat," pungkas wanita kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini.

"Jadi saya berani keluar dari hubungan NPD ini karena saya sadar bahwa kita ini berhak untuk dihargai. Wanita berhak untuk bahagia dan juga saya harus kembali fokus untuk mengurusi semua usaha-usaha saya dan itulah yang membuat saya akhirnya berani untuk membatasi diri saya untuk tidak selalu memperdulikan perilaku dari pasangan saya dan pelan-pelan saya fokus untuk mengakhiri dan keluar dari hubungan NPD ini," lanjutnya.

Hebatnya, gak cuma berhasil keluar dari hubungan dengan pengidap NPD, Kartika juga ingin menginspirasi dan membuat banyak orang semakin aware akan kebahagiaannya dengan menjadi penulis buku.

Meski hal ini bisa membuka luka lamanya lagi, ia sadar bahwa trauma adalah luka dan rasa takut yang besar. Jika ia tak bisa menghadapinya, ia akan terus menjadi orang yang memiliki trauma dalam kehidupannya.

Menurutnya, dengan menulis buku ini bisa membantunya sembuh dari luka karena sedikit demi sedikit rasa sakitnya bisa tertuang dan mengubahnya menjadi sosok yang semakin percaya diri dan berani.

"Trauma adalah rasa takut yang besar dan kita harus menghadapi itu. Bukan malah kita menerima atau membiarkan rasa trauma itu. Kita harus mengeluarkan dan menghadapi rasa takut supaya apa yang kita takutkan tidak menjadi momok yang membuat kita terpuruk," pungkasnya.

Di sela-sela kesibukannya menjadi pengusaha dan penulis buku, Kartika juga memiliki misi yang ingin dicapai yakni dengan menjalankan campaign #BrokenButUnbroken untuk mengedukasi penyintas NPD dari seorang korban NPD untuk menjadi lebih kuat, jangan menyerah, terus berjuang, dan jika ada keraguan harus berani untuk bertemu dengan seseorang yang lebih profesional.

Menurutnya, keluar dari hubungan NPD memiliki dampak yang sangat besar dan kita sendiri sudah harus siap untuk menghadapi itu.

"Saya menulis buku bukan semata-mata untuk menceritakan pengalaman saya sebagai NPD abuse survivor. Tapi, di dalam buku itu ada sebuah pesan buat para wanita yang mungkin saat ini dalam posisi mempunyai hubungan dengan NPD ataupun memiliki pasangan NPD," ujar Kartika.

"Campaign #BrokenButUnbroken itu adalah saya, saya itu rapuh tapi saya tidak patah. Ya, saya rapuh dan hancur tapi saya ingin membuktikan kepada dunia di sana, pada diri saya, dan anak saya bahwa I'm still fine and I'm not broken (saya masih baik-baik saja dan tidak hancur)," lanjutnya.

Lebih lanjut, Kartika Soeminar memberikan tips untuk korban NPD di luar sana yang mungkin tanpa sadar bahwa mereka adalah seorang korban agar memiliki kehidupan yang lebih baik. Penasaran tipsnya? Simak yuk Beauty!

Edukasi diri sendiri

Untuk bisa sadar bahwa kita adalah korban NPD, tentu saja kita harus cari tahu lebih dalam dan lebih banyak informasi soal kasus tersebut, bukan? Itulah mengapa mengedukasi diri sendiri sangat penting untuk menjadi bekal hingga bisa menunjukkan kesadaran dalam diri sendiri.

"Kita harus bisa mengedukasi diri kita dulu karena NPD tidak bisa kita sadari dalam proses yang sangat singkat," kata Kartika.

Minta bantuan profesional

Dalam kasus kesehatan mental, tentu saja bantuan seorang profesional sangat penting. Terlebih, jika kamu memiliki teman yang ahli dalam bidang tersebut jangan malu untuk bertanya dan konsultasi ya Beauty!

"Kalau punya teman di bidang profesional seperti psikolog, sering tanya-tanya," ujarnya.

Bergaul dengan circle positif

Memiliki lingkup teman yang positif akan berdampak dengan kehidupan kita. Maka dari itu, berkumpul dengan orang yang mendukung dan mengerti kamu bisa menjadi semangat dalam menghadapi masalah ini.

"Terus, bergaullah dengan circle positif yang mungkin pada saat kita mengungkapkan topik NPD mereka nyambung," pungkasnya.

Nah, itu dia kisah Kartika Soeminar dalam menjadi penyintas NPD selama 23 tahun hingga akhirnya bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang menyuarakan tentang peduli kesehatan mental. Semoga bisa menginspirasi kamu ya Beauty!

Artikel Pilihan