Menu

Kurang Minum Air Putih Picu Batu Ginjal, Ini Penjelasannya Beauty...

24 April 2025 18:15 WIB

Ilustrasi wanita yang sedang minum air putih. (Fragrancex.com/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, apa kamu pernah mendengar bahaya dari penyakit batu ginjal akibat kurangnya mengonsumsi air putih dan terlalu banyak mengonsumsi vitamin C? Dijelaskan oleh dr. Eggi Respati, Sp.U Spesialis Urologi Eka Hospital Depok, sakit yang disebabkan oleh kurangnya minum air putih adalah munculnya batu di saluran kemih. 

"Biasanya batu disebabkan oleh faktor keturunan, kurangnya minum air putih, mengonsumsi vitamin C berlebih meningkatkan kristal di ginjal, terlalu banyak makan makanan tinggi purin sama suka nahan pipis yang bisa menyebabkan timbulnya infeksi akibat urine yang tidak dikeluarkan," jelas dr. Eggi. 

Lantas apa itu batu? Batu saluran kemih adalah suatu penyakit umum yang dapat terjadi pada siapa saja, semua usia, dan jenis status sosial apapun. Beberapa orang ternama, dari pemerintahan hingga selebritas pun mengalami batu saluran kemih. 

Batu saluran kemih merupakan suatu kelainan dimana terdapat penumpukan kristal hingga menjadi batu yang meliputi ginjal, ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, dan uretra (saluran yang membawa urine keluar dari kandung kemih). Ukuran batu bisa bervariasi, mulai dari sebutir pasir hingga sebesar jahe/kunyit. 

"Ketika batu gak keluar, bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Kalau terlambat diobati dan batu ada di kedua ginjal, itu bisa merusak ginjal juga yang akibatnya pasien harus rutin cuci ganjal. Komplikasi terberat dari batu bisa menyebabkan penyakit gagal ginjal," lanjut dr. Eggi. 

Batu saluran kemih pada kesehariannya dapat sangat mengganggu dan menimbulkan rasa sakit yang hebat hingga menurunkan kualitas hidup seseorang. Namun, seiring berkembangnya alat dan teknologi dalam dunia medis, batu saluran kemih dalam ukuran dan bentuk apapun dapat diatasi tanpa operasi hingga prosedur minimal invasif. 

Penyebab batu saluran kemih

Batu saluran kemih terbentuk ketika terdapat ketidak seimbangan antara jumlah air dan zat-zat pembentuk batu dalam urine, seperti kalsium, oksalat, asam urat, dan sistin, sehingga zat tersebut terlalu pekat dan mengkristal. 

Selain daripada ketidak seimbangan faktor tersebut. Beberapa faktor lainnya dapat meningkatkan risiko pembentukan batu, di antaranya: 

  • Kurang minum air: Dehidrasi menyebabkan konsentrasi zat-zat dalam urine meningkat.
  • Riwayat keluarga: Adanya anggota keluarga yang pernah mengalami batu saluran kemih meningkatkan risiko terkena kondisi ini.
  • Diet tertentu: Konsumsi makanan tinggi garam, protein hewani, atau oksalat (ditemukan dalam bayam, cokelat, dan kacang-kacangan) dapat meningkatkan risiko pada beberapa orang.
  • Kondisi medis tertentu: Penyakit seperti hiperparatiroidisme, infeksi saluran kemih berulang, dan gangguan metabolisme tertentu dapat memicu pembentukan batu.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko pembentukan batu. 

Gejala batu saluran kemih

Gejala batu saluran kemih sangat bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, serta keterlibatan organ terkait dengan batu tersebut. Batu kecil dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali dan bisa keluar dengan sendirinya melalui urine. Namun, batu yang lebih besar dan menyumbat saluran kemih dapat menyebabkan gejala yang sangat menyakitkan, termasuk: 

  • Nyeri kolik: Nyeri hebat yang datang tiba-tiba, bergelombang, dan menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah, selangkangan, dan bahkan alat kelamin. Ini adalah gejala yang paling khas.
  • Nyeri saat buang air kecil (Disuria): Rasa sakit atau perih saat mengeluarkan urine.
  • Urine berdarah (Hematuria): Urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat.
  • Sering buang air kecil (Poliuria): Keinginan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
  • Urine keruh atau berbau tidak sedap: Bisa menjadi tanda adanya infeksi.
  • Mual dan muntah: Terutama saat nyeri sangat hebat.
  • Demam dan menggigil: Bisa menjadi tanda adanya infeksi yang lebih serius dan memerlukan penanganan segera. 

Diagnosis batu saluran kemih

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis batu saluran kemih, termasuk:

  • Anamnesis: Menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami pasien.
  • Pemeriksaan fisik: Memeriksa tanda-tanda vital dan area perut serta pinggang.
  • Pemeriksaan urine: Untuk melihat adanya darah, kristal, atau tanda-tanda infeksi.
  • Pencitraan: Beberapa jenis pemeriksaan pencitraan dapat digunakan untuk melihat lokasi dan ukuran batu, seperti:
  • Foto polos perut (KUB): Dapat menunjukkan beberapa jenis batu yang mengandung kalsium.
  • Ultrasonografi (USG): Lebih baik untuk melihat batu di ginjal dan kandung kemih, serta dapat digunakan pada ibu hamil.
  • Computed Tomography (CT Scan)Tanpa Kontras: Merupakan metode pencitraan terbaik untuk mendeteksi semua jenis batu dan menentukan ukuran serta lokasinya secara akurat. 

Pencegahan batu saluran kemih

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah yang dapat Beauty lakukan untuk mengurangi risiko pembentukan batu saluran kemih meliputi:

  • Minum air yang cukup: Usahakan minum minimal 2-3 liter air per hari agar urine tetap berwarna baik (kuning jernih hingga bening jernih).
  • Perhatikan diet: Batasi konsumsi makanan tinggi kandungan asam urat maupun oksalat. Termasuk di dalamnya jeroan, makanan laut, daging merah, beberapa kacang-kacangan.
  • Batasi juga konsumsi garam harian,
  • Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk diet yang tepat.
  • Kurangi minuman manis: Minuman manis, soda serta alkohol meningkatkan risiko pembentukan batu.
  • Tingkatkan aktivitas fisik: Target BMI ideal. Tingkatkan olahraga.
  • Konsultasi dengan dokter: Jika Beauty memiliki riwayat keluarga batu saluran kemih atau kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai langkah pencegahan yang tepat. 

Batu saluran kemih dapat menimbulkan nyeri yang sangat mengganggu, namun berbagai pilihan pengobatan modern seperti ESWL dan URS (dengan bantuan C-Arm) menawarkan solusi yang efektif dan minimal invasif. Jika Beauty mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter demi pencegahan.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah