Upacara Ngaben (Instagram/@angga.wijayas)
Provinsi Bali terkenal dengan adat istiadat dan budayanya yang sakral. Adapun beberapa upacara adat di Bali yang sakral dan unik.
Gak hanya menawarkan destinasi wisata yang beragam, Bali juga menawarkan wisata sejarah. Beraneka ragam tradisi adat Bali yang sakral memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Uniknya, tradisi adat atau upacara adat di Bali dilakukan secara terbuka. Sehingga wisatawan yang berjung ke Bali dapat melihatnya secara langsung.
Umunya, tradisi adat atau upacara adat di Bali dilakukan oleh masyarakat yang mayoritas bergama Hindu. Namun masyarakat lainnya dan wisatawan dapat ikut andil dan melihat langsung. Meskipun begitu, upacara adat terdapat peraturan yang berlaku.
Dilansir dari berbagai sumber (09/04/2021), berikut upacara adat di Provinsi Bali yang sakral.
Upacara Adat Ngaben sudah gak asing lagi di teling masyarakat Indonesia. Upacara Adat Ngaben merupakan upacara adat masyarakat Hindu Bali yang dilaksanakan untuk penghormatan kepada orang yang meninggal.
Dalam upacara ini, mayatnya akan dibakar atau dikremasi. Selanjutnya abunya akan dihanyutkan ke laut. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu Ngaben Sawa Wadana, Ngaben Asti Wedana, dan Upacara Swasta.
Upacara Adat Melasti merupakan rangkaian upacara adat Bali dalam Hari Raya Nyepi. Upacara ini dilakukan 2-4 hari sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Biasanya masyarakat Bali yang bergama Hindu akan mendatangi sumber air yang dikeramatkan. Hal ini dipercaya, sumber air itu menyimpan mata air keabadian atau Amerta.
Ketika upacara ini berlangsung, pemangku Hindu akan memercikan air suci ke kepala setiap orang. Hal ini bertujuan untuk membersihkan semua kotoran dan hal buruk di dalam tubuh agar jiwa dan raga kembali suci.
Upacara Adat Ngerepuk dan Ogoh-Ogoh bertujuan untuk mengusir Bhuta Kala kejahatan yang dilakukan pada sore hari (sandhyakala). Upacara adat ini termasuk dalam rangkaian acara Hari Raya Nyepi dan diselenggarakan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi tiba.
Setiap masyarakat hindu di Bali wajib melakukan persembahan kepada sang Bhuta Kala dengan banten meracu, baik di tingkat rumah hingga provinsi Bali. Ritual ini dimulai dengan mengobori rumah, dannen nasi tawur, menyemburi rumah, dan pekarangan dengan mesiu hingga memukul-mukul benda yang menimbulkan suara gaduh.
Suara gaduh itu bertujuan agar Bhuta Kala gak menganggu kehidupan manusia disaat sedang melakukan brata penyepian. Setelah acara ngerepuk selesai, dimeriahkan dengan pawai Ogoh-Ogoh yang di arak keliling desa dibarengi dengan warga yang membawa obor.
Wah, beragam tardisi dan upacara adat di Bali sangat sakral dan bermakna ya. Upacara adat ini termasuk unik karena umumnya hanya ada di Bali.