Menu

Kenapa Ada Pasien Positif COVID-19 yang Tak Mengalami Gejala Umum? Ketahui Ini Faktor Penyebabnya!

30 April 2020 20:00 WIB

Seorang wanita sedang batuk dan mengalami sesak di dada. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

SARS-CoV-2 merupakan jenis virus yang bertanggung jawab atas pandemi COVID-19. Virus ini telah berhasil menginfeksi kurang lebih 2,5 juta jiwa di seluruh dunia. Meskipun begitu, enggak semua orang yang positif COVID-19 mengalami gejala umum lho. Kok bisa? Ini alasannya.

Menginfeksi sekitar 2,5 juta orang dan membunuh sekitar 170.000 dari seluruh dunia, pandemi COVID-19 adalah salah satu yang tampaknya muncul entah dari mana. Dengan kemunculannya yang terbilang baru, masih belum banyak yang mengetahui jelas bagaimana virus ini bisa menyerang manusia.

Baca Juga: Catat Baik-Baik! Ini 8 Gejala Kalau Tubuh Terinfeksi Virus Corona yang Perlu Kamu Tahu!

Seperti yang sudah beredar sejak awal, bahwa COVID-19 bisa menular melalui kontak fisik dan gejalanya mirip dengan pneumonia. Itu berarti bahwa COVID-19 ditandai dengan flu, sesak di dada dan batuk berat. Dengan demikian, ini adalah tanda-tanda yang harus kita waspadai.

Namun, ada hal yang cukup menarik. Beberapa orang enggak menunjukkan gejala meskipun COVID-19-positif. Ternyata ini dia beberapa faktornya yang membuat pasien COVID-19 enggak menunjukkan gejala.

Melansir laman Medical Daily (30/4/2020), para ilmuwan mengatakan sebagian besar pasien positif COVID-19 yang tak mengalami gejala adalah masyarakat yang usianya lebih muda, terutama anak-anak. Menurut para ilmuwan ini disebabkan oleh sistem bawaan mereka (anak-anak muda) yang mencakup hambatan fisik seperti selaput lendir dan kulit mungkin lebih besar daripada orang dewasa. Ini berarti bahwa ada penurunan viral load pada orang yang lebih muda dan mereka dapat membersihkan virus lebih cepat dari tubuh.

Baca Juga: OTG Sebutan Baru untuk Orang Tanpa Gejala COVID-19! Yuk, Kenali Kriteria OTG!

Tak hanya itu, anak usia muda memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup kuat, mereka dapat mencegah infeksi dari awal, atau setidaknya secara signifikan mengurangi jumlah virus dalam.

Faktor lain yang memungkinkan adalah variasi genetik yang sangat spesifik mungkin juga berperan. Orang-orang seperti ini biasanya menghasilkan respons imun adaptif awal sehingga tubuh mereka sudah dapat mengenali virus sebelum inkubasi dimulai yang berlangsung selama 14 hari dan melawannya saat itu juga.

Namun demikian, penelitian menunjukkan bahwa orang masih dapat menularkan virus corona ketika mereka pertama kali sakit hingga 48 jam. Bahkan ketika mereka tak menunjukkan gejala apa pun setelahnya. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali kondisi diri dan lakukan anjuran untuk jaga jarak serta karantina diri di rumah.

Artikel Pilihan