Menu

Stop Bertengkar Depan Anak, ini Efek Jangka Panjangnya

08 November 2021 20:10 WIB

Anak melihat orang tuanya bertengkar. (Pexels/RODNAE Productions)

HerStory, Jakarta —

Jika orang tua bertengkar di depan anak, pastinya membuat anak ketakutan. Gak jarang mereka menangis saat melihat orang tuanya bertengkar. Namun, apakah efeknya berhenti di situ saja? Ternyata enggak.

Orang tua yang sering bertengkar di depan anak, bisa menyebabkan masalah gangguan kecemasan dan dampak psikologis lain terhadap anak. Efeknya bisa berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak.

Bertengkar di depan anak, bahkan memengaruhi mental anak, kesehatan, performa akademik, hingga kehidupan sosial yang melibatkan pertemanan dan hubungan percintaan di masa depan. Meskipun bertengkar merupakan salah satu cara menyelesaikan konflik bagi orang tua. Namun, dampaknya gak selalu baik bagi anak.

Saat orang tua sudah berbaikan, kenangan saat melihat orang tuanya bertengkar tetap melekat dalam ingatan anak dan kecemasannya hanya berkurang sedikit.  Sejumlah dampak buruk berkepanjangan setelah orang tua bertengkar terhadap anak yang perlu Ayah dan Bunda waspadai.

Berikut efek-efek jangka panjang akibat anak menyaksikan orang tua bertengkar, yang dilansir dari laman Parenting First Cry.

Berperilaku agresif

Pertengkaran orang tua dapat membentuk suatu pemahaman kepada anak, cara menyelesaikan masalah adalah bertengkar.

Mereka bisa mempercayai bahwa menyelesaikan masalah harus dilakukan dengan bertengkar. Sebab, melihat orang tuanya akur setelah bertengkar.

Oleh karena itu, gak mengherankan jika anak di kemudian hari akan mencoba menyelesaikan masalahnya dengan orang lain menggunakan cara bertengkar secara agaresif.

Gangguan emosional

Pertengkaran orang tua, khususnya yang melibatkan pertengkaran fisik atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dapat menyebabkan tekanan emosional yang sangat besar pada anak. Kondisi ini dapat memicu masalah kecemasan dini dan gangguan depresi.

Hubungan orang tua dan anak yang buruk

Orang tua yang sering bertengkar cenderung sibuk dengan masalah pribadi sehingga kebutuhan anak dapat terabaikan. Selain itu, orang tua mungkin kesulitan mengungkapkan kehangatan dan rasa sayang pada anak, saat berada dalam kondisi tertekan karena masalah dengan pasangannya atau melihat anaknya mirip dengan pasangan yang sedang dia benci..

Gangguan belajar

Pertengkaran orang tua akan menciptakan lingkungan yang membuat anak tertekan. Kondisi ini dapat membuat pikiran anak terpaku dalam ketakutan dan ketidakpastian. Pada akhirnya, kondisi ini membuat anak sulit berkonsentrasi pada berbagai hal, termasuk belajar.

Kegagalan dalam hubungan percintaan

Ketika beranjak dewasa, anak yang sering melihat orang tua bertengkar dapat mengalami gangguan dalam hubungannya. Bisa jadi, dia juga akan takut memulai hubungan karena khawatir terluka karena sering bertengkar.

Gangguan kesehatan

Sering melihat orang tua atau keluarga bertengkar, dapat menyebabkan anak merasa cemas, depresi, gangguan perilaku dan gak berdaya.

Kondisi ini dapat membuat anak mencoba mencari pelarian untuk memperoleh kenyamanan. Misalnya, mencari kenyamanan dengan makan makanan manis berlebihan atau malah enggak mau makan.

Selain itu, anak dapat terjerumus ke dalam penggunaan obat-obatan terlarang dan merokok, yang dapat berdampak pada kesehatan tapi bisa menghilangkan rasa cemas dan stresnya

Selain itu, dia juga dapat menderita sakit kepala, sakit perut, insomnia, fobia, dan gangguan kesehatan lainnya, karena stres .

Harga diri rendah

Anak yang sering menjadi saksi pertengkaran orang tuanya dapat memiliki perasaan malu, bersalah, gak berharga, dan gak berdaya. Akibatnya, dia mulai memiliki harga diri yang rendah.

Kondisi ini mungkin akan membuatnya kesulitan menghadapi kehidupan di masa depan. Sebab, dia gak dapat mempertahankan citra diri yang baik secara pribadi atau di bidang profesional.

Namun, untuk mencegah efek negatif berkepanjangan pada Si Kecil, akibat pertengkaran Ayah dan Bunda, ada beberapa tips yang bisa Bunda dan Ayah lakukan, 

Berikut tips mengatasi masalah yang enggak bisa diselesaikan dengan kepala dingin oleh pasangan suami-istri, yang dilansir dari Very Well Mind

- Jika ingin bertengkar, sebisa mungkin hindari bertengkar di depan anak. Carilah tempat yang tenang, misalnya di dalam kamar atau di luar rumah. 

- Ayah dan Bunda juga bisa mencari waktu yang tepat, misalnya saat Si Kecil sekolah. Bila memang perlu, Bunda dan Ayah bisa menitipkannya sebentar di rumah kakek-neneknya.

- Bila gak sengaja bertengkar di depan Si Kecil, katakan kepadanya bahwa Ayah dan Bunda hanya berdebat karena perbedaan pendapat. 

- Berikan dia pengertian bahwa mendiskusikan masalah hingga berdebat, adalah hal yang wajar bagi orang dewasa. 

- Jika tidak sengaja mengeluarkan kata-kata yang kasar atau terlalu keras, jelaskan kepada Si Kecil bahwa cara ini salah, serta bahwa Ayah dan Bunda sangat menyesalinya perbuatan itu.

- Jelaskan dan yakinkan Si Kecil bahwa rumah tangga Ayah dan Bunda akan tetap baik-baik saja setelah perdebatan ini.

Bila Ayah dan Bunda makin sering bertengkar, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Konseling Pernikahan. Jangan sampai pertengkaran Ayah dan Bunda semakin besar hingga akhirnya meledak di depan si Kecil.

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan