Ilustrasi broken home. (Unsplash/Edited by HerStory)
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) gak hanya berdampak bagi istri, tapi juga berdampak buruk pada anak. KDRT pada anak akan membekas hingga ia dewasa.
Dampak dari tindakan tersebut gak hanya meninggalkan trauma fisik, tapi bisa menyebabkan gangguan mental, seksual, dan ketakutan terhadap orang baru.
Selain dampak di atas, apa lagi dampak dari kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak. Dilansir dari berbagai sumber ini dia dampaknya.
Anak akan mengalami trauma psikologi dan emosi sebagai dampak dari rasa takut selama berada di rumah.
Anak juga akan cenderung menirukan sikap kasar dari orang tua yang melakukan kekerasan. Ketika dewasa, anak yang mengalami kekerasan fisik berisiko melakukan kekerasan terhadap pasangan, teman, atau anaknya sendiri, serta bisa kehilangan kendali diri.
Kekerasan fisik pada anak juga akan mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Anak jadi gak nafsu makan, dan bisa kekurangan nutrisi.
Dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak yang bisa terlihat adalah risiko luka fisik bagi mereka yang mengalaminya. Kekerasan fisik ini meliputi memar, luka terbuka, patah tulang, terkilir, kelelahan kronis, nafas pendek, gemetar tanpa sadar, ketegangan otot, dan lain sebagainya.
Perilaku yang tidak wajar tersebut di antaranya adalah sering berbohong, mencuri, berkelahi hingga aksi bullying yang kemungkinan besar terjadi di sekolah karena pola interaksi sosialnya yang buruk.