Menu

‘Fatty Liver’ dan Bahayanya Hati yang Berlemak, Bisa Disembuhkan Gak Ya?

10 Juni 2022 10:56 WIB

Ilustrasi penyakit perlemakan hati atau fatty liver (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Beauty, kamu pasti sudah tahu kan tentang panyakit fatty liver alias perlemakan hati? Ya, fatty liver adalah salah satu gangguan penyakit yang menyasar organ hati yang dapat terjadi pada siapa saja, lho Beauty. 

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Tities Anggraeni Indra, Sp.PD, pemicu utama penyakit ini akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama pada remaja, serta makanan yang tinggi lemak. Hal tersebut juga menjadi pemicu penyakit liver tertinggi nomor tiga pada orang dewasa.

“Sampai saat ini pengobatan penyakit ini lebih ditujukan untuk mengontrol faktor risikonya seperti mengurangi berat badan dengan mengontrol pola diet dan berolahraga teratur,” tutur terang dr. Tities, saat dihubungi HerStory, beberapa waktu lalu.

dr. Tities bilang, apabila pasien merupakan pecandu alkohol pun dokter akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol. Lalu, apabila pasien terbukti penderita diabetes maka diberikan obat-obatan antidiabetik atau insulin untuk mengontrol gula darah sekaligus mengontrol resistensi insulin.

“Pemberian obat-obatan Hepatoprotektor seperti Ursodeoxycholic Acid dan antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C lebih ditujukan untuk mencegah progresifitas perjalanan penyakit ini. Meskipun masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan untuk membuktikan konsistensi peranannya dalam tatalaksana penyakit perlemakan hati,” terang dr. Tities.

Lantas, apakah penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara alami atau herbal?

Terkait hal itu, dr. Tities mengatakan, salah satu bahan alami yang dipakai untuk mengobati penyakit hati adalah temulawak atau yang dikenal juga dengan nama latin Curcuma Xanthorrihza.

Curcuma sebagai antioksidan dan anti-inflamasi banyak digunakan pada penyakit hati. Terkait penggunaannya pada penyakit perlemakan hati, studi pada hewan coba menunjukan kemampuan curcumin dalam menurunkan proses lipogenesis, menurunkan proses stress oksidatif dan meningkatkan sensitivitas insulin,” papar dr. Tities.

Studi uji klinis untuk membuktikan efektivitas curcumin bila dibandingkan dengan placebo dalam tatalaksana penyakit perlemakan hati, kata dr. Tities, juga menunjukan hasil yang cukup baik dan menjanjikan, dimana pada kelompok pasien yang diberikan curcuma menunjukan perbaikan enzim fungsi hati.

“Akan tetapi masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan sampel penelitian yang lebih besar. Dan perlu diingat, pasien penyakit hati yang hendak mengonsumsi obat herbal apa pun perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat memastikan apakah obat tersebut memang aman dikonsumsi atau tidak,” tegas dr. Tities.

Lebih lanjut, dr. Tities pun menyarankan penderita penyakit ini untuk mengubah pola gaya hidupnya, untuk membantu mengontrol penyakitnya sendiri.

Beberapa hal yang perlu dijalani penderita penyakit ini, kata dr. Tities, antara lain berolah raga secara rutin, menghindari alkohol dan makan makanan yang tinggi lemak, melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kesehatan hati, konsumsi makanan yang bergizi tinggi, perbanyak makan buah dan sayur, serta istirahat yang cukup, jangan tidur terlalu larut malam.

“Intinya, harus sebisa mungkin menghindari alkohol dan makan makanan yang tinggi lemak. Diharapkan juga untuk mengurangi asupan lemak total menjadi kurang 30i total asupan energi, mengurangi asupan lemak jenuh dan lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat kompleks yang mengandung serat setidaknya 15 gram/hari. Lalu, perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Bila perlu konsultasi dengan dokter ahli gizi,” pungkasnya.

Artikel Pilihan