wanita sedih (Unsplash/Tamara Bellis)
Banyak sekali orang merasakan devaju ketika ada di suatu momen. Hal ini adalah momen dimana kamu merasa bahwa kamu pernah berada di kejadian tersebut sebelumnya di masa lalu.
Hal ini tentunya pernah dialami oleh sebagian besar orang, dan ketika saat itu terjadi, kamu akan merasakan sensasi tersendiri karena merasa kebingungan sekaligus kagum dengan apa yang sedang kamu rasakan.
Ini mungkin terjadi saat kamu pergi ke suatu tempat dan pernah mengunjunginya sebelumnya, atau berbincang dengan teman dan merasa sudah pernah melakukan hal yang sama dengan topik yang sama sebelumnya.
Dilansir dari laman the conversation, dejavu adalah berasal dari bahasa Perancis yang berarti sudah terlihat. Fenomena ini dilaporkan telah terjadi seenggaknya sekali pada 60-80% orang. Kejadiannya sangat acak dan biasanya berlalu dengan cepat atau hanya berlangsung secara singkat.
Sampai saat ini, belum ditemukan penyebab pasti Dejavu. Namun, banyak peneliti mengusulkan bahwa fenomena ini berhubungan dengan ingatan tiap manusia dan berkaitan dengan kinerja otak.
Pada teori slip perception, dejavu diakibatkan kamu yang melihat sesuatu dalam dua waktu yang berbeda. Misalnya kamu melihat rumah secara sepintas atau hanya melalui sudut mata saja.
Saat itu, otak sebenarnya sudah membentuk memori atas apa yang kamu lihat. Maka, saat kamu menemukan rumah serupa dan melihatnya secara jelas, otak kamu seakan-akan memanggil memori yang sempat tak sengaja terbuat.
Penyebab Dejavu lainnya adalah adanya gangguan pada otak kecil. Pada dasarnya otak kecil memiliki tugas untuk mengenali peristiwa yang sedang terjadi, sementara bagian lain akan mengingat masa lalu secara aktif.
Singkatnya, di sini otak kamu mengira bahwa apa yang sedang dialami saat ini adalah ingatan masa lalu yang pernah terjadi sebelumnya. Gangguan otak lain yang bisa menyebabkan deja vu adalah pemrosesan yang tertunda. Jadi, otakmu akan mengira satu kejadian merupakan dua kejadian yang berbeda.
Dejavu memang hal yang bisa dialami semua orang, namun kondisi ini juga dialami oleh seseorang dengan epilepsi sebelum gejala kejang muncul. Kejang-kejang ini, biasa disebut temporal lobe seizure.
Kondisi medis ini bisa dipicu karena adanya trauma pada otak, infeksi, tumor otak, stroke, hingga bawaan genetik.
Ketika mengalami serangan epilepsi, penderita temporal lobe seizure akan mengalami penurunan kemampuan merespon lingkungannya sehingga melakukan aktivitas yang sama secara berulang. Sebelum datangnya serangan, mereka akan mengalami sensasi aneh seperti rasa takut yang tak beralasan, dan dejavu