Menu

Krisis Iklim Mengancam Masa Depan Anak yang Lahir di Tahun 2020-an

22 Juli 2022 20:50 WIB

Diskusi Media: Pekan Berpihak pada Anak 2022 "Membangun Generasi Muda Iklim" (Save the Children Indonesia)

HerStory, Medan —

Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli, yayasan Save the Children Indonesia dorong kesadaran terhadap dampak buruk krisis iklim khususnya bagi generasi muda. Bahkan anak yang lahir pada tahun 2020-an terancam merasakan dampak terburuk dari krisis iklim yang terjadi.

“Terancam dampak terburuk akibat krisis iklim dibandingkan kakek nenek mereka yang lahir di tahun 1960-an,” kata Selina Patta Sumbung sebagai ketua Pengurus Yayasan Save the Children Indonesia dalam Diskusi Media: Pekan Berpihak pada Anak 2022 dengan tema ‘Membangun Generasi Muda Iklim’ (22/7/2022).

Seiring terjadinya krisis iklim, ada banyak dampak buruk lain seperti kebakaran hutan yang lebih banyak serta ancaman banjir yang bertambah hingga tiga kali lipat. Bahkan generasi muda terancam akan mengalami gagal panen, terjadi kekeringan, serta lebih banyak terjadi gelombang panas.

Kondisi ini tak boleh diabaikan sebab secara bertahap akan memengaruhi kondisi finansial. Krisis iklim dapat menyebabkan kemiskinan jangka panjang di Indonesia.

“Lebih buruk lagi, dampak krisis iklim ini berpotensi akan membuat jutaan anak dan keluarga di Indonesia jatuh dalam kemiskinan jangka panjang,” terang Selina.

Tentunya pemaparan yang telah diberikan oleh Save the Children sesuai dengan data bencana yang dirilis oleh BNPB. Sepanjang tahun 2022 periode 1 Januari hingga 6 Juni, telah terjadi 1.133 bencana.

Dua bencana yang paling sering terjadi adalah banjir dan cuaca ekstrem. Kondisi ini tak ideal bagi anak-anak sebagai kelompok yang rentan terhadap bencana.

Save the Children mengajak pemerintah dan masyarakat untuk sadar akan ancaman krisis iklim. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah perilaku yang merusak alam serta melakukan mitigasi terhadap dampak krisis iklim.

“Kami ingin semua pihak bisa bekerja sama untuk dapat beradaptasi serta memperkuat sistem terkait penanganan perubahan iklim yang lebih berpihak pada anak,” tutupnya.

Artikel Pilihan