Menu

Atasi Kebotakan dengan Transplantasi Rambut dengan Tingkat Keberhasilan Mencapai 97 Persen!

16 Agustus 2022 18:30 WIB

Ilustrasi rambut rontok. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Medan —

Dalam rangka Hair Loss Awareness Month yang diadakan setiap bulan Agustus untuk mengedukasi masyarakat tentang rambut dan dampak kerontokan rambut, dr. Farmanina bersama Farmanina Aesthetic & Hair Clinic mengadakan rangkaian edukasi seputar kerontokan rambut dan penanganannya dengan PRP dan Transplantasi Rambut, serta berbagai promo menarik di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic.

Di seluruh dunia, sekitar 60 persen pria dan 50 persen wanita mengalami beberapa bentu kerontokan rambut sehingga membutuhkan penanganan khusus, seperti perawatan plasma darah (PRP – Platelet Rich Plasma) dan transplantasi rambut. Kedua perawatan ini harus dilakukan oleh ahli yang bersertifikat internasional.

“Berdasarkan penelitian, satu dari enam orang akan merasa tidak nyaman melakukan kontak fisik dengan seseorang yang mengalami kebotakan atau kerontokan rambut. Maka dari itu, Farmanina Aesthetic & Hair Clinic mendukung Hair Loss Awareness Month di Indonesia agar semakin banyak pasien yang mendapatkan bantuan, dukungan dan pengobatan rambut rontok,” ungkap dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM) seorang dokter Ahli Transpalantasi Rambut.

Secara umum, seseorang kehilangan 60 hingga 100 helai rambut per hari. Bila jumlahnya di atas rata-rata, maka perlu melakukan konsultasi dengan ahlinya untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang lengkap.

Khusus untuk pria, kebotakan pola (androgenetic alopecia) yang disebabkan oleh faktor genetik menyumbang lebih dari 95% kerontokan rambut. Menurut American Hair Loss Association, sekitar 25 persen pria mulai kehilangan rambut mereka sebelum usia 21 tahun.

Pada usia 35, sekitar 66 persen pria akan mengalami beberapa tingkat kerontokan rambut. Pada usia 50, sekitar 85 persen pria akan memiliki rambut yang jauh lebih tipis.

Sementara pada wanita, kerontokan rambut lebih sering terjadi karena pengaruh hormonal, seperti menyusui, faktor usia dan menopause, serta gaya hidup tidak sehat pada rambut seperti terlalu sering di cat, atau memakai hijab dan menyisir di saat rambut basah.

Menurut dr. Farmanina, perawaran PRP dan transplantasi rambut menjadi solusi untuk mendapatkan rambut dan kulit kepala yang sehat. PRP sendiri merupakan perawatan yang mengolah dan memisah darah dan plasma darah.

Plasma darah disuntikkan ke kulit kepala untuk mengatur pertumbuhan rambut yang lebih cepat, lebih panjang, dan tidak mudah rontok. Dalam perawatan PRP juga ditambahkan nutrisi untuk rambut seperti vitamin D, biotin, dan zink untuk memaksimalkan pertumbuhan rambut. 

Sedangkan pada kasus kebotakan yang lebih luas, ia menyarankan untuk melakukan transplantasi rambut. Perawatan ini harus dilakukan oleh hair expert dengan teknologi Direct Hair Implant (DHI). 

Metode DHI merupakan metode transplantasi rambut terbaik dunia yang memiliki tingkat keberhasilan hingga 97gan hasil rambut yang lebih natural, estetik dan sesuai dengan keinginan pasien. Dalam metode DHI, kedalaman dan arah penanaman terukur sehingga memberikan angle yang baik.

Artikel Pilihan