Menu

Digandrungi Kaum Hawa, Yuk Kenali Lebih Jauh Tentang Layanan Kecantikan Semipermanen dan Filosofi Pembentukan Pertaspi Ini Beauty!

16 September 2022 09:15 WIB

Acara peresmian Perkumpulan Ahli Tata Rias Semipermanen Indonesia (Pertaspi) di Queenshead, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022). (Riana/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, memiliki tampilan wajah menarik tentu menjadi dambaan kaum hawa. Tren kecantikan di Indonesia pun berkembang seiring dengan kebutuhan wanita akan penampilan ragawinya tersebut. Tak terkecuali dalam bidang tata rias semipermanen.

Ya, munculnya tata rias semipermanen dalam beberapa tahun terakhir menambah warna baru dalam perkembangan tren kecantikan. Terkait pengertiannya sendiri, Ketua Umum Perkumpulan Ahli Tata Rias Semipermanen Indonesia (Pertaspi), Anggie Rassly, menuturkan, tata rias semipermanen adalah perawatan sementara aplikasi pigmen tertentu ke bagian kulit terluar yang berfungsi mempercantik.

“Adapun, tujuan tata rias permanen ialah untuk menambah karakter pada wajah penggunanya. Dalam pengaplikasiannya, biasanya penata rias akan menggunakan pena khusus untuk membubuhkan pigmen sesuai yang diinginkan ke bagian kulit. Umumnya, pigmen tersebut mampu bertahan 1 sampai 3 tahun,” terang Anggie, saat acara peresmian Pertaspi, di Queenhead, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022).

Anggie melanjutkan, jasa layanan kecantikan ini sebenarnya sudah banyak diminati sejak 2008 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dan kini, tata rias semipermanen terus berkembang. Karena itulah, Anggie pun akhirnya menggagas asosiasi yang menaungi para penata rias semi permanen bernama Pertaspi.

“Kami melihat potensi yang dimiliki oleh pelaku tata rias semipermanen di Indonesia sangat besar. Setidaknya ada 1.000-an pelaku usaha yang bergelut di bidang ini, seperti pemilik usaha yang terdiri dari klinik, salon, studio dan home treatment yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia,” ujar Anggie

“Karena itulah kami akhirnya membentuk Pertaspi adalah untuk meningkatkan kredibilitas bagi para tenaga ahli/profesional sehingga kekhawatiran konsumen atas kasus-kasus malpraktek sulam alis, sulam bibir atau lainnya yang selama ini masih banyak terjadi dapat dihindari,” sambung Anggie.

Menyoal kategorinya sendiri, lanjut Anggie, tata rias semipermanen dibagi menjadi dua, Pertama adalah untuk jasa layanan kecantikan, meliputi perawatan sulam alis, sulam bibir, hingga sulam garis mata.

“Dan kedua ialah tipe layanan kecantikan kamuflase, yang bisa memperbaiki penampilan, seperti garis rambut, koreksi tanda lahir, hingga stretch mark pada bagian tubuh,” lanjut Anggie.

Untuk prospeknya sendiri, kata Angie, dunia tata rias semipermanen di Indonesia punya masa depan yang cerah. Pasalnya, ke depan tata rias semipermanen akan terus berkembang dan bisa menjadi kebutuhan baru dalam hal kecantikan.

“Di luar negeri misalnya, tata rias semipermanen ini telah berkolaborasi dengan dunia kedokteran. Jadi, mereka di sana telah berkolaborasi sehingga menciptakan kecantikan yang berseni, tetapi juga tetap mengedepankan keamanan,” imbuh Anggie

Lebih lanjut, Anggie pun berharap, dengan adanya Pertaspi, maka makin banyak tenaga ahli di Indonesia yang memiliki standar internasional. Sehingga dengan keunggulan tersebut Indonesia pun jadi berpotensi untuk jadi tujuan wisata kecantikan baru di dunia.

“Jadi, kalau makin banyak tenaga ahli di Indonesia yang memiliki standar internasional, saya sangat terbayang bagaimana industri ini akan berkembang nantinya. Dampak positifnya bagi perekonomian akan makin bermunculan,” harap Anggie.

Di kesempatan yang sama, drg I Putu Suprapta, MSc, CMC., yang juga merupakan Dewan Etik Pertaspi, mengatakan bahwa pembentukan Pertaspi punya filosofi sendiri. Pertama adalah protect the people, kemudian to guide the professional.

“Pertaspi ini hadir jadi wadah untuk melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak benar atau malparktek. Berharap semua profesional di bidang tata rias semipermanen ini bergabung. Karena untuk diterima di masyakat ini kita harus punya pendidik yang tersertifikasi,” terang Putu.

Putu juga bilang, ke depannya Pertaspi pun akan melakukan registrasi, merangkul smua, baik yang sudah bisa atau belum bisa.Dan juga akan menyiapkan standar profesi atau kode etik bagi anggotanya.

“Kita akan berikan pendidikan juga. Yang sudah bisa, kita akan didik berkala untuk mjamin kompetensi tetap terjaga. Kita akan didik mereka agar bisa berkerja secara global. Dan kita pun akan menyiapkan standar profesi agar mereka punya sertifikasi,” lanjut Putu.

Putu juga berharap, Pertaspi akan terus mengembangkan tugasnya di berbagai wilayah Indonesia, gak cuma berpusat di Ibu Kota.

“Oleh karena itu ke depan kami akan mendidik, melakukan training of trainer. Kita juga akan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Yang jelas sekarang kita punya AD/ART, SOP pelayanan, kode etik, pelayanan medis juga kita siapkan,” imbuh Putu.

“Tentunya kita juga akan berkolaborasi dengan pemerintah, seperti dengan Kemenparekraf, Disnaker, dll. Harapannya, semua tenaga kita tersertifikasi dengan baik, diakui internasional. Dan harapannya tentunya Indonesia bisa jadi pusat wisata kecantikan juga,” sambung Putu.

Selanjutnya, Henky Manurung, selaku Deputy Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, pun mengapresiasi dengan pembentukan Pertaspi ini. Ia mengatakan, Indonesia sendiri harusnya tak boleh ketinggalan dengan tren pariwisata  kecantikan (Wellness & Beauty Tourism) yang sudah dilakukan negara lain seperti Thailand dan Korea Selatan.

Ia pun menilai, saat ini, tenaga ahli/profesional di bidang tata rias semipermanen  Indonesia ini sebenarnya sudah diakui oleh konsumen dari Singapura dan Malaysia yang datang khusus ke Indonesia untuk melakukan sulam alis dan sulam bibir. Tapi, wadah resmi yang menaungi sekaligus membimbing dan melindungi mereka agar terus go international tetap diperlukan.  

“Kami menyambut baik kehadiran Pertaspi ini. Harapan kami adalah semoga ke depannya, Indonesia tak hanya dikenal dengan wisata alam dan budaya, tapi juga wellness & beauty tourism. Jika dengan ini jumlah turis mancanegara semakin meningkat, maka ini bisa mendukung ketahanan ekonomi masyarakat juga, kan. Selain itu saya kita hal ini akan juga membuka peluang lapangan kerja baru di bidang kecantikan,” tandas Hengky Manurung.