Elvera N. Makki President IABC Indonesia (kedua dari kiri) dan Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (ketiga dari kiri), dan Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur (kedua dari kanan). (Dok. Press Release)
Isu sustainability atau keberlanjutan dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan yang signifikan di dunia internasional, termasuk Indonesia. Melihat hal itu, Berbagai institusi pun berupaya mengatasi tantangan ini dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Penting untuk diketahui, Isu-isu dan tantangan yang paling mendesak utamanya terkait perubahan iklim ekstrem, risiko punahnya keanekaragaman hayati, kesenjangan sosial dan gender, serta tantangan keberagaman dan inklusivitas, yang menjadi masalah kritis bagi organisasi, pemerintah, dan individu.
Oleh karena itu, International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia menyelenggarakan Mid-Year Conference 2023 bertema Sustainability Today, Legacy for Tomorrow. Acara ini bertujuan untuk berdiskusi dan memaparkan hasil survey akan isu-isu keberlanjutan khususnya dilihat dari sisi Milenial dan Gen-Z, sebagai generasi yang paling melek terknologi.
Salah satu hasil survei yang diadakan IABC Indonesia terhadap 127 responden Gen Z usia 19-26 tahun di Indonesia dan luar negeri, menyatakan lebih dari 90 persen responden menyetujui perlindungan terhadap lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Mereka juga melihat adanya urgensi berempati terhadap kelompok yang rentan dan minoritas, termasuk disabilitas, serta komunikasi berperan penting dalam meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan.
Menurut survei IABC Indonesia yang diadakan dalam rentang waktu 9 hari mulai dari 28 Juni hingga 7 Juli 2023, terungkap 90,5 persen responden setuju bahwa institusi harus mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam operasional mereka.
Berdasarkan survey ini, para–Gen Z sangat setuju penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon (48,8 persen) serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (60,6 persen) dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim menjadi isu penting dalam praktik keberlanjutan, untuk itu sebanyak 52,8 persen responden sepakat bahwa upaya perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Serta 45,7 persen responden mendorong pemerintah untuk memberikan insentif khusus kepada perusahaan yang mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.
Sebanyak 46,5 persen Gen Z yakin bahwa dengan upaya komunikasi yang tepat, tujuan praktik keberlanjutan dapat lebih cepat terwujud. Untuk itu, profesional Komunikasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan praktik keberlanjutan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.