Elvera N. Makki President IABC Indonesia (kedua dari kiri) dan Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (ketiga dari kiri), dan Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur (kedua dari kanan). (Dok. Press Release)
“IABC memiliki posisi sebagai katalisator dan pemantik akselerasi pencapaian tujuan keberlanjutan di Indonesia melalui komunikasi efektif dan berdampak. Acara ini bertujuan agar peserta dapat menerapkan konsep “3 More”, yaitu more listening, more learning, and more doing," jelas Elvera N. Makki, ABC, SCMP, selaku President IABC Indonesia, melalui keterangan pers yang diterima HerStory pada Jumat (14/07/2023).
Lanjutnya, sebagai praktisi komunikasi, Elvera mengaku harus lebih banyak mendengarkan, belajar hal-hal baru, dan melakukan aksi lebih banyak yang memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan.
Menambahkan, Usman Kansong selaku Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga memberikan pendapatnya, "Kesadaran akan praktik keberlanjutan mungkin belum banyak dimiliki oleh masyarakat umum, bahkan tidak menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Langkah yang diambil IABC untuk mengambil peran dalam mendorong keberhasilan praktik keberlanjutan adalah hal yang harus kita dukung Bersama. Praktisi PR harus menjadi garda terdepan untuk membantu mengkomunikasikan kesadaran akan praktik keberlanjutan," terangnya.
Sebagai pelopor praktik konsumen berkelanjutan yang melek akan teknologi, pandangan Gen-Z juga mendorong kelompok usia lain untuk berkontribusi melakukan gaya hidup berkelanjutan.
Dalam kaitannya melakukan aksi nyata keberlanjutan, sebanyak 90,6 persen responden Gen-Z menyatakan akan sukarela turut berpartisipasi. Bahkan, 40,2 persen responden akan merasa sedih jika tidak bisa ikut serta dan 60,6 persen akan merasa bahagia jika bisa terlibat langsung.
Dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu keberlanjutan, serta akses mudah ke teknologi dan media sosial, Gen-Z mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah perilaku konsumen menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Melalui upaya kolaboratif dan penggunaan teknologi yang kreatif, generasi muda dapat mengakselerasi perubahan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat secara keseluruhan.
Hal itu pun sejalan dengan prinsip pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan bagian timur, yakni Green (Hijau), Smart (Pintar), Inclusive (Inklusif), Resilient (Ketangguhan), and Sustainable (Berkelanjutan).
“Konsep pembangunan Ibu Kota Nusantara berfokus untuk menjadikannya kota hutan yang pintar dan berkelanjutan, dan ini merupakan konsep yang pertama di dunia. Jadi, dari sekitar 256.000 hektar area IKN, 65 persennya akan ditransformasikan menjadi hutan tropis,” ujar Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi Keynote Speaker dalam konferensi ini.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.