Ilustrasi keracunan matahari. (Freepik/rawpixel.com)
Perubahan kulit yang disebabkan oleh sinar UV disebut photoaging. Paparan sinar matahari dan sengatan matahari berulang mempercepat proses penuaan kulit dan memicu terjadinya beberapa kondisi seperti kulit menjadi kering dan kasar, muncul bintik-bintik pada wajah dan bahu, munculnya pembuluh darah merah halus di pipi, hidung dan telinga, hingga terlihat kerutan yang dalam.
Selain merusak kulit, paparan sinar UV yang berlebihan juga dapat merusak kornea mata yang dapat dapat berujung pada kekeruhan lensa atau katarak. Mata yang terbakar sinar matahari mungkin terasa sakit atau berpasir.
Selain itu, sunburn yang terjadi pada kornea juga disebut dengan kebutaan salju, yang disebabkan oleh sinar matahari, pengelasan, lampu penyamakan kulit dan lampu uap merkuri yang mengalami kerusakan.
Paparan sinar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko lesi kulit prakanker, yaitu bercak kasar dan bersisik di area yang telah mengalami kerusakan. Lesi sering ditemukan di daerah yang terkena sinar matahari seperti kepala, kaki, wajah, tangan dan leher. Bercak ini juga dapat berkembang menjadi kanker kulit.
Kondisi sunburn sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tergantung seberapa parah kondisi yang kamu alami. Tapi, alangkah baiknya jika kamu menghindari berada di bawah sinar matahari terlalu lama. Jika memang mengharuskan beraktivitas di luar, jangan lupa gunakan selalu sunscreen dengan minimal SPF 30 yang cocok dengan kulit, terutama di area tubuh yang mudah terpapar matahari dan ulangi pemakaian setiap 2 jam sekali.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.