Ilustrasi wanita mengalami trauma (Unsplash/Joshua Rawson-Harris)
Beauty, kamu harus ingat bagi orang yang trauma, "move on" bisa terasa seperti tuntutan yang tak realistis. Proses penyembuhan dari trauma memerlukan waktu dan langkah-langkah yang lebih kecil. Dengan mengatakan "move on," orang mungkin merasa dipaksa untuk sembuh dengan cepat, padahal setiap orang memiliki proses penyembuhan yang berbeda-beda.
"Gampang banget bicara seperti ini, tapi move on tidak semudah itu. Trauma itu seperti luka yang membekas dan butuh waktu lama buat sembuh. Jangan paksa mereka untuk buru-buru lupa," saran Mba Ayang.
Meskipun keinginan untuk mendengar dan memahami perasaan orang lain adalah hal yang baik, terkadang meminta detail-detail tertentu bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terlalu dibuka. Trauma bisa melibatkan pengalaman yang sangat pribadi atau menyakitkan, dan untuk memaksa seseorang bercerita secara detail bisa memperburuk perasaan mereka, apalagi jika mereka belum siap untuk berbagi.
Jika kamu lakukan hal itu bisa menuntut orang bercerita lebih dalam bisa membuat mereka merasa tertekan atau merasa bahwa mereka harus mengungkapkan lebih banyak dari yang mereka inginkan. Hal ini bisa menambah beban emosional mereka, terutama jika mereka belum siap untuk berbicara.
"Maksudnya, mungkin baik, tapi trauma itu pengalaman yang berat dan tidak semua orang nyaman untuk menceritakannya. Jangan paksa mereka buka cerita kalau mereka belum siap," ujar sang psikolog.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.