Anak melihat kedua orang tuanya bertengkar. (Pexels/cottonbro)
Ketika berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pernikahan dan tak kunjung membuahkan hasil, tentu pilihan terbaik adalah perceraian. Tentu perceraian bukanlan keputusan yang mudah. Terlebih ketika sudah memiliki buah cinta dari pernikahan yang dijalin.
Saat orang tua memutuskan untuk bercerai, pasti memiliki banyak kekhawatiran tentang anaknya. Orang tua mungkin paling khawatir tentang bagaimana anak-anak akan menangani perceraian. Lantas apa saja efek psikologis dari perceraian terhadap anak? Berikut penjelasannya:
Penelitian menemukan bahwa anak-anak paling merasa sakit selama satu atau dua tahun pertama setelah perceraian orang tuanya. Anak-anak cenderung mengalami kesusahan, kemarahan, kecemasan, dan ketidakpercayaan.
Anak-anak percaya bahwa kehidupannya tak akan pernah benar-benar kembali normal. Anak-anak mungkin mengalami masalah yang berkelanjutan bahkan mungkin seumur hidup setelah orang tua mereka bercerai.
Perceraian menciptakan kekacauan emosional bagi seluruh keluarga, tetapi bagi anak-anak, situasinya bisa sangat menakutkan, membingungkan, dan membuat frustrasi.
Anak-anak kecil sering kali kesulitan memahami mengapa mereka harus pergi di antara dua rumah. Mereka mungkin khawatir jika orang tua mereka dapat berhenti mencintai satu sama lain suatu hari nanti, orang tua mereka akan berhenti mencintai mereka.
Tak jarang juga anak merasa khawatir bahwa mereka adalah penyebab perceraian kedua orang tuanya. Mereka mungkin takut melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang salah hingga orang tuanya berpisah.
Selain itu, anak-anak mungkin menyalahkan salah satu orang tua atas perceraian yang terjadi. Tak jarang juga anak yang membenci salah satu atau kedua orang tua atas pergolakan dalam keluarga.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: